Sukses

MotoGP: Sempat Halangi Vinales, Rossi Bikin Yamaha Kesal?

Yamaha tak pernah melakukan team order kepada para pembalapnya di MotoGP.

Liputan6.com, Alcaniz - Sempat ada momen di mana dua pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales, bertarung pada MotoGP Aragon 2017, Minggu (24/9/2017). Pada akhirnya, Vinales yang mampu memenangi pertarungan.

Pada awal balapan MotoGP 2017, Rossi termasuk salah satu sosok yang berada di urutan tiga terdepan. Namun, mendekati akhir balapan, kecepatan The Doctor terus menurun. Performa ban kembali menjadi hambatan baginya.

Saat kecepatan menurun serta disalip Marc Marquez, Dani Pedrosa, dan Jorge Lorenzo, pembalap berusia 38 tahun itu berupaya mempertahankan posisi keempat. Untuk mewujudkannya, ia juga harus mempertahankan diri dari ancaman Maverick Vinales.

Pertarungan dengan Rossi pun membuat Vinales kehilangan banyak waktu untuk memangkas jarak dengan tiga pembalap terdepan. Pada akhirnya, Vinales hanya bisa finis di urutan keempat dengan selisih 5,256 detik dari Marquez.

"Kami tak pernah melakukannya di masa lalu dan kami belum mempertimbangkannya sekarang. Mungkin kami akan memberi tahu Valentino agar tidak terlalu sering menghalangi Maverick," kata manajer tim Yamaha, Maio Meregalli, dilansir Tuttomotoriweb.

Jika melihat situasi saat ini, hanya Vinales pembalap Yamaha yang masih memiliki kesempatan menjadi juara dunia MotoGP 2017. Itu karena ia masih bertahan di urutan ketiga klasemen. Namun, peluangnya juga tak besar, mengingat ia terpaut 28 poin dari Marquez.

 

2 dari 2 halaman

Optimistis di Motegi

Berbeda dengan peluang Rossi yang bisa dibilang sudah hampir tertutup, hasil MotoGP Aragon membuatnya tergusur ke posisi kelima. Koleksi 168 poinnya pun sudah terpaut 56 angka dari The Baby Alien.

Sial bagi Yamaha, musim 2017 kini tinggal menyisakan empat balapan saja. Artinya, mereka harus tampil habis-habisan sejak MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi sambil berharap Marquez atau Andrea Dovizioso terus mendapatkan hasil buruk.

"Jika kami mampu menangani aspal seperti di masa lalu, kami bisa kompetitif di sana. Motegi hanya salah satu dari beberapa balapan terakhir, bukan yang terakhir. Saya tak berpikir balapan itu menjadi kesempatan terakhir," tegas Meregalli.