Sukses

IMI Siap Datangkan WRC dan Formula E di Indonesia

Indonesia berpeluang gelar WRC dan Formula E di waktu-waktu mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI) bersiap untuk mendatangkan dua balapan level dunia di Indonesia. Balapan dunia yang rencananya ingin didatangkan IMI yaitu kejuaraan reli dunia (WRC) dan Formula E.

Menurut Ketua PP IMI, Sadikin Aksa, Indonesia berpeluang untuk gelar WRC karena prosedur penyelenggaraan event reli dunia ini berbeda dibandingkan 10 tahun lalu. Dimana penyelenggara tak perlu lagi harus berurutan dalam menggelar event reli mulai nasional lalu Reli Asia Pasifik (APRC).

"Dulu memang penyelenggara WRC harus sudah punya event reli nasional yang rutin dan pernah gelar Reli Asia Pasifik (APRC). Tapi sekarang, promotornya lebih komersil," katanya di sela-sela Rapat Koordinasi Olahraga dan Wisata IMI, Rabu (4/10/2017) lalu.

"Kami akan bicara dulu dengan empat manufaktur yang ikut WRC apakah mau membalap di Indonesia. Soalnya manufaktur itu ingin tahu dulu bagaimana penjualan mobil mereka dan efektif atau tidak menggelar di Indonesia. Kans kita terbuka karena untuk Asia belum ada serinya," ucapnya, menambahkan.

Untuk WRC, Sadikin mengatakan baru mungkin dihelat pada 2019. Itu karena agenda balap WRC untuk 2018 sudah terisi semua. "Kita juga harus siap bayar comercial rights sebesar 500 ribu euro (Rp 7,9 Miliar)," ujarnya.

WRC sendiri bukan sesuatu yang baru buat Indonesia. Pada September 1997, Indonesia pun pernah menyelenggarakan WRC yang dimenangkan oleh pereli Ford, Carlos Sainz.

 

 

2 dari 2 halaman

Formula E

Sementara untuk Formula E, Indonesia masih berkesempatan untuk menggelarnya tahun depan. Formula E lebih fleksibel karena tak butuh infrastruktur yang rumit.

"Indonesia bisa menggelarnya di Jakarta. Penyelenggara Formula E membawa misi eco green. Ini dirasa pas untuk Indonesia yang termasuk sebagai negara dengan tingkat polusi yang tinggi," ujar Sadikin.

Untuk merealisasikan ini, pemerintah harus siap menggelontorkan dana 1,5 juta euro (Rp 23,6 Miliar) sebagai biaya penyelenggaraan. "Setahun lalu masih di bawah 1 juta euro, sekarang sudah naik terus. Ini karena peminatnya cukup banyak. New York saja yang jarang gelar balapan ikut," katanya, menambahkan.