Sukses

Apakah Kutukan Pimpinan Klasemen MotoGP Berlanjut?

Kutukan pimpinan klasemen MotoGP pernah dialami Rossi pada 2015 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Mitos tentang pimpinan klasemen MotoGP terpeleset di empat balapan tersisa kembali menjadi perbincangan hangat penikmat kuda besi di seluruh dunia. Betapa tidak, ada dua kejadian yang pernah dirasakan Mick Doohan dan Valentino Rossi sejak sistem perhitungan 25 poin mulai diperkenalkan pada 1993.

Jika berbicara mengenai perhitungan poin di empat balapan tersisa musim ini, mungkin Marc Marquez telah ditempatkan sebagai favorit. Pasalnya, pembalap tim Repsol Honda itu untuk sementara berhasil menduduki pimpinan klasemen dengan raihan 224 poin.

Marquez unggul 16 poin dari Andrea Dovizioso dan 28 angka dari Maverick Vinales yang menempati urutan ketiga. Tapi yang perlu dingat masih ada ketidakpastian di setiap seri balapan MotoGP.

Menengok ke belakang, ada salah satu contoh yang paling nyata tentang kegagalan Max Biaggi mengamankan gelar juara pada 1998. Pembalap Italia sebenarnya berhasil unggul empat poin dari pesaing terdekatnya yakni Mick Doohan.

Sayangnya, di empat seri terakhir Biaggi gagal memanfaatkan keunggulan tersebut setelah hanya sekali naik podium. Sementara Doohan melahap empat balapan tersisa dengan merebut kemenangan.

Alhasil, Doohan pun menahbiskan namanya sebagai juara dengan keunggulan 52 poin dari Biaggi. Apakah kutukan pemimpin klasemen MotoGP seperti itu terulang musim ini?

 

2 dari 2 halaman

Rossi Sial

Selang 17 tahun kemudian atau tepatnya pada 2015 lalu, peristiwa serupa kembali menimpa pembalap Italia.Rossi saat itu yang menjadi korbannya.

Mimpi The Doctor merebut gelar juara dunia ke-10 sepanjang kariernya bisa dikatakan sangat terbuka lebar mengingat setelah balapan di Aragon, dia berhasil mengpleksi 263 poin atau unggul 14 angka dari Jorge Lorenzo, yang notabene masih menjadi rekan setim di Yamaha.

Tapi semua impiannya hanya tinggal kenangan lantaran Race Director memberikan hukuman kepada Rossi setelah dinilai terbukti bersalah melakukan tindakan kurang menyenangkan kepada Marquez di Sepang, Malaysia.

Akibatnya, Rossi harus memulai balapan dari posisi buncit. Dan mantan kekasih Linda Morselli itu hanya mampu menyelesaikan seri terakhir di Valencia dengan berada di urutan keempat.

Sementara pesaing terdekatnya yakni Lorenzo mengunci balapan di podium pertama. X-Fuera pun berhak atas gelar juara dunia MotoGP setelah unggul 5 poin dari Rossi. Gambaran inilah yang bisa dijadikan sebagai rujukan apakah Marquez mampu menghindari kutukan tersebut.

(David Permana)