Liputan6.com, Jakarta - Spanyol dan Catalonia bersatu? Belakangan ini, Spanyol memang dikabarkan sedang bersitegang dengan Catalonia yang ingin memerdekakan diri dari negara di semenanjung Iberia itu.
Efeknya tidak hanya dalam hal politik. Perseteruan ini juga berimbas kepada sepak bola Spanyol. Timnas Spanyol yang dihuni oleh beberapa pemain Catalonia dalam posisi serbasalah. Di satu sisi, mereka harus menuntaskan misi lolos ke Piala Dunia 2018.
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, ada tekanan untuk pisah dari Catalonia. Mereka, pemain-pemain asal Catalonia pun menjadi sorotan. Bek Barcelona, Gerard Pique yang paling disorot.
Namun saat melawan Albania pada laga kualifikasi Piala Dunia di Stadion Jose Rico, Alicante, Sabtu (7/10/2017), semuanya berubah. Pique memang tetap dicemooh dan diolok-olok saat masuk stadion dan membawa bola.
Meski begitu, Spanyol tetap tampil solid di lapangan. Mereka sukses menghantam Albania tiga gol tanpa balas lewat gol Rodrigo, Isco dan Thiago Alcantara. Spanyol pun lolos ke Piala Dunia 2018 dengan meyakinkan.
Hingga laga ke-9 grup G kualifikasi Piala Dunia, Spanyol belum pernah kalah. Torehan mereka yaitu 8 kali menang dan satu kali imbang. Poin ini sudah tak mungkin dikejar Italia yang harus puas berada di posisi dua dan harus tempuh playoff demi lolos ke Piala Dunia 2018.
Pelatih Spanyol, Julen Lopetegui sangat gembira dengan keberhasilan La Furia Roja lolos ke Piala Dunia. Dia melihat ada persatuan di ruang ganti meski konflik politik sedang menerpa Spanyol.
"Kami harus merayakan hal yang baik dan itu sudah kami lakukan di ruang ganti. Kami bernyanyi dan menari-nari. Fans juga sudah fokus ke hal positif yang bagus untuk negara dan sepak bola Spanyol," ujarnya seperti dikutip soccerway.
Â
Â
Damai
Keberhasilan Spanyol lolos ke Piala Dunia memberi pesan damai atas konflik yang menimpa negara tersebut dengan Catalonia. Keberhasilan ini juga seakan memberikan pesan agar konflik ini diselesaikan lewat negoisasi.
Kecuali Pique, beberapa pemain asal Catalonia juga mengungkapkan buah pikiran mereka yang bernada lebih positif. Iniesta mengaku tak pernah mau bicara politik.
"Namun ini sesuatu yang luar biasa yang mau tidak mau harus dibicarakan. Satu hal yang pasti buat saya sebelum segalanya tambah hancur, mari dialog. Lakukan ini untuk kita semua. Kita berhak hidup dalam damai," ujarnya seperti dikutip skysports.
Sejauh ini, konflik antara Spanyol dan Catalonia memang berlangsung panas. Pada voting referendum akhir pekan lalu, polisi terpaksa bentrok dengan warga Catalonia yang pro referendum.
Imbas dari kekisruhan ini terjadi kepada Barcelona. Klub yang jadi kebanggaan warga Catalonia ini harus main di stadion tertutup lawan Las Palmas, meski harus rela rugi miliaran rupiah karena tak bisa mengambil uang tiket dari pertandingan itu.
Teranyar, seperti dilansir bbc, warga Spanyol akan melakukan demonstrasi besar-besaran untuk menentang kemerdekaan Catalonia. Mereka semua ingin Catalonia tetap bersatu dengan Spanyol.
Demonstrasi direncanakan bakal berlangsung di Madrid dan kota-kota Spanyol lainnya. Sementara itu perwakilan pemerintah Spanyol, Enric Milo sebelumnya meminta maaf atas korban kekerasan dari polisi pada referendum sebelumnya.
Meski begitu, dia tetap menyalahkan Catalonia yang dianggapnya menggelar referendum yang ilegal.
Advertisement
Sama-sama Membutuhkan
Spanyol dan Catalonia saat ini sama-sama membutuhkan. Spanyol mungkin sulit untuk mencari pemain berbakat lain jika pemain Catalonia tak bergabung.
Saat ini, ada sedikitnya 8 pemain asal Catalonia yang ada di Timnas Spanyol. Mereka adalah Pepe Reina, Gerard Pique, Jordi Alba, Marc Bartra, Thiago Alcantara, Sergio Busquets, Iniesta dan Pedro.
Jika ditambah dengan era sebelumnya, sungguh banyak bakat-bakat asal Catalonia. Menyebut diantaranya yaitu Xavi Hernandez, Carles Puyol, Victor Valdes dan Cesc Fabregas yang pernah berjasa besar dengan keberhasilan Spanyol di era 2008 hingga 2012.
Spanyol mungkin bisa saja membentuk tim lainnya jika pemain Catalonia pisah. Meski begitu, marwah permainan Spanyol bakal hilang dan mungkin tak setangguh seperti sekarang. Lalu bisakah persatuan ini bertahan hingga Piala Dunia nanti?