Keluarga di Belakang BP dan Hamka Hamzah

Liputan6.com, Jakarta: Siapa yang tak kenal striker timnas Indonesia Bambang Pamungkas atau BP. Lebih dari sepuluh tahun, pemain berusia 30 tahun itu malang melintang di pentas sepakbola nasional. Namanya pun tercatat sebagai salah satu penyerang tersubur di tim Merah Putih.

Kesuksesan BP juga membawa perbaikan ekonomi keluarga. Dengan gajinya sebagai pesepakbola profesional, ia sudah memberangkatkan kedua orangtuanya menunaikan ibadah haji. Kebanggaan dirasakan oleh keluarga saat menyaksikan BP berangkat dari bocah desa hingga menjadi salah satu pesepakbola papan atas di Tanah Air.

Kesuksesan BP tak lepas dari peran kedua orangtuanya. Bambang lahir pada 10 Juni 1980 silam di Desa Getas, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sejak berusia 10 tahun, anak keenam dari tujuh bersaudara itu sudah mulai dilatih oleh Misranto, ayahnya sendiri yang juga pelatih klub Persatuan Sepakbola Kabupaten Semarang.

BP lalu bergabung ke SSB Ungaran Persada Utama, Persikas Apacinti, dan Diklat Salatiga. Setelah bermain cemerlang, ia dilirik Persija. Ia juga sempat bermain di klub Hoensbroek Norad Belanda dan Selanggor FC Malaysia. Sejak tahun 1999, BP tidak pernah absen membela tim Merah Putih.

Sebelas tahun sudah BP membela timnas. Menurut Misranto, di usianya yang sudah 30 tahun, BP sudah saatnya untuk mundur. Meski begitu, di laga final 26 dan 29 Desember nanti, keluarga berharap BP dapat membantu timnas mengalahkan Malaysia dan meraih juara Piala AFF 2010.

Kebanggaan juga dirasakan Fatima, ibunda Hamka Hamzah. Pemain bertahan timnas. Di kediamannya di jalan Pangeran Diponegoro, Makassar, Sulawesi Selatan. Dukungan dan doa selalu dipanjatkan keluarga besar Hamka.

Mereka berharap, Hamka dan timnas berhasil mengalahkan Malaysia membangkitkan kembali sepakbola nasional yang telah tertidur cukup lama.(CHR/SHA)