Liputan6.com, Motegi - Penampilan agresif Johann Zarco kembali menyita perhatian penikmat balap kuda besi MotoGP. Hal ini terjadi ketika ia terlibat senggolan dengan Jorge Lorenzo di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang, Minggu (15/10) kemarin.
Peristiwa senggolan itu terjadi di awal balapan atau tepatnya saat Lorenzo kehilangan posisi terdepan. Saat itu Zarco yang berada di urutan keempat berusaha untuk memperbaiki posisinya. Namun usaha debutan MotoGP itu terganggu oleh kehadiran Lorenzo.
Advertisement
Baca Juga
Tepat di tikungan 9, Zarco akhirnya menyenggol X-Fuera dan juara dunia tiga kali di kelas utama MotoGp kehilangan tempat ideal. Bagi Lorenzo, insiden senggolan dengan Zarco bukan kali pertama terjadi.
Karenanya Lorenzo sangat kesal dengan perilaku agresif dari pembalap Yamaha Tech3 selama mengaspal di arena pacuan kuda besi. Dia pun berencana mengadukan masalah ini kepada Komisi Keselamatan.
"Saya ingin berbicara dengan Komisi Keselamatan MotoGP untuk melihat apa yang dapat Anda lakukan. Karena bagi saya, sesuatu bisa terjadi di masa depan. Johann tidak sadar bahwa dia terlalu agresif, saya pergi untuk berbicara dengannya saat dia selesai, tapi ia tidak mengira apa dia melakukan kesalahan," cetus Lorenzo seperti dikutip dari Autosport, Selasa (17/10/2017).
Bukan Pertama Kali
Zarco memang bukan sekali tercatat melakukan manuver berbahaya. Sebelumnya Zarco pernah terlibat perang kata-kata dengan Valentino Rossi lantaran terlibat senggolan di Austin dan Assen.
Dengan kata lain, keluhan yang disampaikan Lorenzo merupakan alarm bahaya buat Zarco. Jika dia terus melakukan manuver yang sama di tiga balapan tersisa, bisa dikatakan ia sedang mengancam keselamatan pembalap lain.
"Ini bukan pertama kalinya saya melakukan kontak dengan Zarco di tahun ini. Dia sangat agresif menyalip, saya pikir itu terlalu banyak. Sepertinya sama seperti saat bermain di PlayStation. Saat balapan MotoGP, Johann sepertinya merasa tidak ada pengendara di depannya dan dia baru saja memasuki jalur Anda dan dia tidak peduli," sindir Lorenzo.
(David Permana)
Advertisement