Sukses

AC Milan Kembali Loyo, Montella Pasang Badan

Dari lima laga terakhir, hanya satu kemenangan yang diraih AC Milan.

Liputan6.com, Milan - Matchday ketiga Grup D Liga Europa 2017/2018 melawan AEK Athens gagal dijadikan sebagai ajang kebangkitan bagi AC Milan. Duel yang berlangsung di San Siro, Jumat (20/10/2017) dinihari WIB itu, hanya berakhir dengan skor kacamata.

Secara statistik, AC Milan layak memenangi pertandingan tersebut. Penguasaan bola tim besutan Vincenzo Montella itu mencapai 60%. Mereka juga melepaskan 22 tendangan percobaan di mana delapan di antaranya tepat sasaran.

Sayang, semua upaya yang dilakukan Andre Silva dan kawan-kawan tak membuahkan hasil. Di sisi lain, kiper Athens, Giannis Anestis juga tampil menawan. Ia melakukan delapan penyelamatan yang membuat Athens sukses mencuri satu poin.

Untungnya, hasil itu tak menggeser Milan dari puncak klasemen Grup D. Mereka tetap menjadi yang terbaik dengan raihan tujuh poin dari tiga laga. Milan unggul dua poin dari Athens di urutan kedua.

"Ini adalah saat yang rumit, tapi jika kami menang, akan ada antusiasme yang sangat berbeda. Tim memainkan permainannya, lawan pun terkurung. Saya mendesak para fans dan klub untuk berdiri di samping kami. Semua pemain butuh dukungan ketimbang dicemooh," ujar Montella, dilansir Football Italia.

Meski tak kalah, hasil itu memang sangat mengecewakan bagi suporter AC Milan. Itu karena Milan telah melewati lima laga terakhir hanya dengan satu kemenangan. Bahkan, mereka baru menelan tiga kekalahan beruntun di Liga Italia.

 

2 dari 2 halaman

Tren Buruk Berlanjut

Mereka dipecundangi Sampdoria 3-0, AS Roma 2-0, dan Inter Milan 3-2. Tiga kekalahan itu membuat I Rossoneri terlempar ke posisi ke-10 klasemen. Dengan raihan 12 poin, mereka terpaut 11 poin dari Napoli di puncak klasemen.

"Saya pikir kekecewaan di stadion dirasakan tim dan itu karena tiga kekalahan di Serie A, bukan karena performa tim. Kami menciptakan banyak peluang dan tidak menyelesaikannya dengan baik," tegas Montella.

"Kami kehilangan percika. Saya melihat para pemain ingin berbuat lebih banyak. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka adalah bagian Milan dan itu menciptakan tekanan psikologis. Tugas saya adalah membebaskannya," ia menambahkan.