Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menggelar pelatihan Pembinaan Prestasi (Binpres) untuk para pengurus FPTI daerah di seluruh Indonesia. Pelatihan ini digelar di Hotel Kedaton Bandung pada Rabu-Jumat, 18-20 Oktober 2017.
Kabid Pembinaan Prestasi PP FPTI, Caly Setiawan mengatakan, model pembinaan prestasi bagi para atlet harus diubah. Jika selama ini sasarannya jangka pendek, metode binpres harus diubah menjadi jangka panjang agar kualitas atlet yang dihasilkan jauh lebih baik.
Advertisement
Baca Juga
"Pembinaan atlet harus diubah menjadi longterms athlete development. Dari 0 tahun sampai seseorang meninggal dunia," ujar Caly seperti rilis yang diterima Liputan6.com.
Selama ini, pembinaan prestasi dimaknai dengan mengirim atlet ke berbagai kejuaraan panjat tebing. Menurut Caly, metode semacam ini kurang efektif.
Itu karena banyak usia emas atlet yang justru hilang karena metode pembinaan yang kurang tepat. Sedangkan metode pembinaan jangka panjang dapat lebih menjangkau atlet dari usia dini, hingga pascaproduktif. Tak hanya melibatkan atlet dan pelatih, pembinaan prestasi jangka panjang juga melibatkan orang tua hingga guru di sekolah.
Metode pembinaannya pun berbeda-beda untuk setiap rentang usia. "Pembinaan dari lahir sampai jadi atlet itu bagaimana, karena itu resource yang cukup besar. Bukan kemudian melatih atlet anak-anak seperti orang dewasa," katanya.
Pelatihan Binpres di Bandung ini menghadirkan 6 pembicara yakni Caly Setiawan PhD, Prof Dr Hari Amirullah Rachman, Dr M Hamid Anwar, Prof Dr Adang Suherman, Dr Awan Hariono dan Willem Verhoeven.
Verhoeven merupakan pelatih panjat tebing dari Belgia. Putri Venhouven, Anak Venhouven (19 tahun), merupakan juara dunia panjat tebing. Verhouven akan berbagi tips bagaimana membina anak dari usia dini yang sudah menunjukkan minatnya pada dunia panjat tebing.
Saksikan juga video pilihan di bawah ini: