Liputan6.com, Roma - Alvaro Morata mulai mendapatkan kepercayaan dirinya sebagai seorang striker saat masih berseragam Juventus. Namun, setelah dua musim, ia harus kembali ke Real Madrid.
Kala itu, Juventus merekrut Alvaro Morata dari Real Madrid pada musim panas 2014 dengan biaya 20 juta euro (Rp 311 miliar). Bersama La Vecchia Signora, Morata berkembang menjadi salah satu striker yang bertalenta.
Advertisement
Baca Juga
Morata mengemas 27 gol dan 19 assist. Catatan itu mendorong Real Madrid untuk mengaktifkan klausul buy-back yang tertera dalam kontrak pemain berusia 25 tahun tersebut. Ia pun kembali ke Madrid di musim panas 2016 dengan biaya 30 juta euro (Rp 467,2 miliar).
"Mengapa saya kembali ke Real Madrid. Karena ada kesepakatan kontrak yang harus dihormati. Itu adalah kekecewaan yang sangat besar. Saya seperti kembali ke titik awal. Mereka memperlakukan saya seperti anak kecil sebelum dua musim saya di Italia," kata Morata, dikutip Football Italia.
Ya, Morata memang tak mendapatkan perlakukan yang baik selama di Madrid. Ia hanya dimainkan sebagai pemain pengganti. Padahal, ia sudah menunjukkan kontribusinya dengan menyumbang 20 gol dari 43 laga.
Pada akhirnya, pemain kelahiran Spanyol itu meminta Real Madrid untuk menjualnya. Sempat disinyalir bakal ke Manchester United (MU), Morata berlabuh di Chelsea pada musim panas 2017 dengan biaya 65 juta euro (Rp 1 triliun).
Meski sudah di Chelsea, Alvaro Morata tetap berterima kasih kepada Juventus. Tak bisa dipungkiri, Bianconeri adalah klub yang mampu mengasah kualitasnya sebagai predator di depan gawang lawan.
"Trademark Juve? Mentalitas seorang pemenang dan profesionalisme besar. Dua musim saya di Juventus sangat luar biasa. Saya pergi ke sana sebagai anak-anak dan pergi sebagai pemain sejati. Untuk orang Spanyol, Italia adalah negara terbaik untuk ditinggali," tegas Morata.