Liputan6.com, Jakarta Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (Percasi) turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Grand Master catur tertua di Indonesia, Ardiansyah. Ucapan bela sungkawa disampaikan Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto
"Kita kehilangan salah satu pecatur terbaik yang pernah lahir di republik ini. Semoga Khusnul Khotimah," tulis Utut.
Advertisement
Baca Juga
Legenda catur Indonesia ini, meninggal Sabtu, 28 Oktober 2017 lalu, di rumah susun Klender, Jakarta Timur. Kondisi kesehatan almarhum selama dua bulan terakhir memang terus menurun. Sejak diketahui menderita kanker hati, Ardiansyah memang memilih untuk menjalani perawatan di rumah.
Almarhuim adalah salah satu dari empat Grand Master catur yang dikenal di Indonesia. Gelar ini didapat Ardiansyah dari kejuaraan Olimpiade Catur di Lucerne, Swiss pada 1982 silam. Sebelumnya, ia telah beberapa kali mewakili Indonesia di Olimpiade Catur.
Jejak kejayaan Ardiansyah di dunia catur Indonesia maupun internasional masih tersimpan rapi di tempat tinggalnya. Sejumlah piala dan medali berhias nama Indonesia terpajang di kediamannya yang sederhana.
Sebelumnya, Ardiansyah kerap mengikuti turnamen lokal. Bukan hanya sekadar mempertahankan eksistensi profesinya, namun Ardiansyah yang tinggal bersama anaknya Rara, mengandalkan profesi atlet sebagai mata pencaharian utama.
Ardiansyah, yang akrab disapa Abah, pernah meminta pemerintah agar memperhatikan atlet-atlet tua agar bisa sedikit mendapat kesejahteraan hidup.
Almarhum lahir di Banjarmasin, 5 Desember 1951. Pecatur senior dan gaek ini termasuk Grand Master yang paling aktif ikut turnamen lokal (tingkat nasional) di Indonesia.
Catatan manis pernah dibuat GM Ardiansyah ketika pernah mengalahkan salah satu pecatur top dunia yaitu GM Viswanathan Anand (India). Saat itu ia sedang mengikuti turnamen Olimpiade Catur di Dubai tahun 1986.
Simak juga video menarik berikut ini:Â