Liputan6.com, Gresik - Tak kunjung membaiknya performa Persegres Gresik United, membuat suporter Ultras Gresik berdemo. Namun hal itu dianggap enteng oleh jajaran pelatih.
Pelatih Hanafi cenderung santai dalam menanggapi protes dari kalangan suporter. Apalagi di pertandingan sebelumnya, ia menilai timnya sudah berjuang keras dalam laga lawan PS TNI.
Advertisement
Baca Juga
Meski bermain di Stadion Surajaya, Lamongan, masih ada suporter yang datang untuk mendukung Persegres. Sayang dukungan tersebut tak berdampak banyak. Mereka menyerah dari PS TNI dengan skor telak 0-3 Sabtu (28/10).
"Protes itu hak mereka. Itu adalah wujud rasa memiliki. Luar biasa semangatnya. Mereka ingin tim yang didukung bermain bagus," kata Hanafi menanggapi protes yang dilontarkan Arek-arek Ultras Gresik.
Menurut Hanafi, ada banyak faktor yang membuat timnya kalah dari PS TNI. Salah satunya masalah masa istirahat pemain yang mepet. "Seorang atlet itu paling susah menjaga kondisi. Mungkin faktor makan, istirahat dan jangka waktu (antar pertandingan) yang pendek," sebutnya.
Hanafi mengeluhkan minimnya masa recovery pemain setelah bertempur melawan Arema FC. "Recovery maksimal itu dua hari. Setelah melawan Arema kami seharusnya istirahat selama dua hari. Baru latihan lagi," imbuh pelatih asal Malang tersebut.
Sementara itu pemain senior Gresik United April Hadi menyebut timnya telah bekerja maksimal. "Mungkin hasil belum berpihak ke kami. Saya pun sebagai pemain senior sampai naik turun," ucap pemain berusia 36 tahun itu.
(Dimas Angga P)