Bola.com, Malang - Sepak bola didukung oleh banyak faktor, namun ada satu faktor yang kerap dikesampingkan, yaitu inteligensi para pemain. Torabika melalui Torabika Campus Cup mencoba untuk menonjolkan faktor tersebut.
Baca Juga
- Geliat Kota Malang Menyambut Torabika Campus Cup 2017
- Hasil Hari Pertama Torabika Campus Cup 2017 Regional Malang
- FOTO: Pesta Gol Dua Tim Unggulan di TCC 2017 Regional Malang
Advertisement
Selama ini, sepak bola sering dianggap sebagai olahraga yang mengutamakan keunggulan fisik. Tetapi, anggapan tersebut keliru karena sepak bola juga membutuhkan inteligensi dari para pemainnya.
Hal tersebut menjadi pertimbangan utama bagi Torabika untuk mengadakan turnamen di tingkat universitas.
“Torabika Campus Cup mencoba untuk membuktikan pentingnya inteligensi dalam sepak bola. Kami berusaha mematahkan anggapan kalau sepak bola hanya memerlukan keunggulan fisik semata,” ujar Jalil Linta.
“Sepak bola dengan inteligensi akan menghasilkan laga yang menarik. Karena itu, kami mencoba memperlihatkannya di ajang ini.”
“Mahasiswa yang sudah terbiasa mengenyam pendidikan, memperlihatkan kalau mereka memiliki pola berpikir yang baik. Selain itu, mereka akan mudah menyerap arahan dari pelatih.”
“Faktor inteligensi juga bisa membuat seorang pesepak bola dapat mempertimbangkan langkah yang tepat untuk kemajuan kariernya. Mereka tentu bisa membuat keputusan dengan kritis, bisa belajar untuk menguasai bahasa asing dan membaca permainan lawan ketika bertanding, jadi tidak hanya sekadar insting saja,” ungkap Komisioner TCC 2017 tersebut.
Perhatian terhadap faktor inteligensi sudah bisa dibuktikan dalam pembinaan sepak bola di Belgia. Satu di antara klub Belgia, Standar Liege, telah membuat program untuk melatih para pemain di akademinya.
Tidak heran jika prestasi Belgia meningkat pesat di kancah sepak bola internasional. Saat ini, kita lebih banyak melihat para pemain Belgia di klub-klub Eropa daripada pemain Belanda, yang pernah mendapat predikat sebagai penghasil pemain terbaik di dunia.
Kehadiran Torabika Campus Cup diharapkan bisa menjadi pendorong agar seluruh elemen sepak bola di Indonesia bisa memerhatikan faktor inteligensi dalam proses pembinaan pemain.
Jika sudah memiliki kemampuan fisik yang memadai dan disertai kebiasaan menyerap pembelajaran, bukan tidak mungkin kalau para pesepak bola di Indonesia bisa menjadi jawara di Asia, bahkan bersaing di tingkat dunia.