Jakarta - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, berhasil memutus paceklik gelar Indonesia selama 25 tahun di sektor tunggal putri pada Kejuaraan Dunia Junior. Sang pemain merasa bangga bisa menorehkan prestasi istimewa tersebut. Â
Baca Juga
Advertisement
Gregoria meraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2017 yang digelar di GOR Among Rogo, Yogyakarta, 9-22 Oktober, setelah mengalahkan pemain China, Han Yue, dengan skor 21-13, 13-21, 24-22 pada laga final.
"Saya senang bisa menjadi kampiun Kejuaraan Dunia Junior 2017 karena itu turnamen terakhir saya di level junior. Lebih berkesan lagi karena kami bermain sebagai tuan rumah," kata Gregoria di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Gregoria menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang menjadi juara dunia junior setelah Kristin Junita pada 1992.
"Sebelum pertandingan saya sudah diberi tahu kalau juara saya akan memecahkan rekor 25 tahun. Jadi, sebelum main saya sempat tegang karena suporter sangat banyak. Saya takut mengecewakan mereka. Namun, saya mencoba untuk tidak memikirkan itu," ujar Gregoria.
"Saya hanya memikirkan tujuan saya, yaitu jadi juara. Rasa tegang perlahan hilang karena saya mulai tampil berani di lapangan dan tak lagi memikirkan hasil," tutur Gregoria.
Saking bahagianya, Gregoria sampai menitikkan air mata saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di podium juara.
"Saya sangat bangga sekaligus terharu karena bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama dengan penonton," kata Gregoria.
Keberhasilan merebut medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2017 membuat Gregoria diguyur bonus berupa deposito senilai Rp 40 juta plus TV LED dan home theatre dari klubnya PB Mutiara Cardinal.
"Uangnya akan saya tabung karena untuk masa depan. Tak mungkin saya langsung pakai untuk bersenang-senang. Tapi mungkin uangnya akan saya pakai untuk keperluan sendiri," kata Gregoria Mariska Tunjung.