Sukses

Pelajaran Penting Timnas Indonesia U-19 dari Negeri Ginseng

Timnas Indonesia U-19 hanya mampu memetik dua kemenangan dari empat kali bertanding.

Liputan6.com, Paju Timnas Indonesia U-19 mengakhiri kiprahnya di babak kualifikasi Piala Asia U-19 grup F yang berlangsung di Paju, Korea Selatan, sejak 31 Oktober lalu. Sayang di laga terakhir, pasukan Indra Sjafri gagal memetik kemenangan saat bertemu negeri Jiran, Malaysia. 

Pertarungan berlangsung di Paju Public Stadium, Korea Selatan, Senin (6/11/2017). Dalam pertandingan ini, Timnas Indonesia U-19 kembali dibikin tak berkutik oleh lawan-lawannya. 

Menghadapi Harimau Muda, Timnas Indonesia U-19 tidak seperti biasanya. Indra Sjafri menyimpan dua pemain andalannya, Egy Maulana Vikri dan Rafli Mursalim. Egy baru tampil pada awal babak kedua, sedangkan Rafli justru tidak main hingga pertandingan usai. 

Malaysia tampil menekan sejak awal pertandingan. Baru tujuh menit laga berlangsung, gawang Garuda Nusantara yang dikawal Rossy, sudah bergetar lewat tendangan Muhammad Hadi Fayyadh. Gol pertama Negeri Jiran lahir dari titik putih penalti akibat pelanggaran di kotak terlarang yang dilakukan Rossy kepada pemain lawan Nik Akif.   

Tertinggal 0-1, Timnas Indonesia U-19 berusaha bangkit dan sempat mendominasi jalannya laga. Namun, keasyikan menyerang justru membuat Garuda Nusantara kebobolan. Pada menit ke-34, Akhyar lolos jebakan offside dan berhasil memperdayai kiper Timnas, Rossy. 

Indonesia sempat melawan lewat Hanis Saghara. Memanfaatkan bola rebound, menit ke-42, Saghara menjebol gawang Malaysia dan mengubah skor jadi 1-2 hingga turun minum.  

Di babak kedua, permainan Timnas Indonesia U-19 justru menurun. Masuknya Egy Maulana Vikri yang dijuluki sebagai Lionel Messi Indonesia juga tidak memberi banyak perubahan. 

Sebaliknya, Malaysia justru membuka keunggulan pada menit ke-47. Tendangan penjuru langsung disambar sundulan keras Shivan Pillay tanpa bisa dihalangi bek timnas U-19.

Petaka kembali menimpa timnas pada menit ke-50. Luthfi melakukan pelanggaran keras di kotak terlarang dan membuat wasit kembali menunjuk titik putih. Fayyadh yang ditunjuk menjadi algojo tidak menyia-nyiakan peluang itu dan membuat Malaysia menjauh 4-1.

"Kami akui Malaysia lebih baik bermainnya. Namun kami sudah maksimal, selanjutnya kami akan introspeksi diri agar selanjutnya dapat bermain lebih baik lagi. Mohon maaf kepada pendukung timnas Indonesia kami tidak bisa meraih kemenangan atas Malaysia," ujar pemain Timnas Indonesia U-19, Asnawi Mangkualam Bahar, usai pertandingan. 

Kekalahan Telak Kedua

Kekalahan lawan Malaysia memang tidak akan menghalangi langkah Timnas Indonesia U-19 menuju putaran final Piala Asia U-19 yang berlangsung di Indonesia paa tahun depan. Sebab, sebagai tuan rumah, pasukan Indra Sjafri sudah dipastikan lolos seacara Otomatis. 

Hanya saja, kekalahan dari Malaysia bakal jadi pelajaran penting bagi Indra untuk memoles kembali pasukannya. Apalagi, ini bukan yang pertama pada turnamen ini. Sebelumnya, kepak sayap Garuda Nusantara juga dibikin tak berkutik oleh tuan rumah Korea Selatan. 

Bertanding di lokasi yang sama, Timnas Indonesia harus menyerah dengan skor telak 0-4.

https://www.vidio.com/watch/1156974-ini-gol-timnas-indonesia-u-19-ke-gawang-malaysia

Kedua hasil ini sangat bertolak belakang dengan dua laga sebelumnya, yakni saat bertemu Brunei Darussalam dan Timor Leste. Dalam dua pertandingan tersebut, Timnas Indonesia U-19 tampil perkasa dan berhasil menang dengan skor telak, yakni masing-masing 5-0.  

"Sebagai tuan rumah (putaran final), kami tidak punya tekanan pada babak kualifikasi. Tapi, kami memanfaatkan ajang ini untuk mendapatkan pengalaman taktik. Ini untuk mempersiapkan menuju putaran final," kata Indra usai laga seperti dikutip dari AFC.

 

2 dari 3 halaman

Statistik Memikat

Indra memang melakukan perubahan pada komposisi pemainnya saat bertemu Malaysia. Egy yang menjadi motor serangan Garuda Nusantara justru disimpan di babak pertama. 

Indra mengaku, sengaja melakukan pergantian untuk memberi kesempatan bagi pemain baru. Sayang, Indra kurang puas dengan performa pemain pelapisnya. "Di awal kami coba beberapa pemain dengan komposisi yang lain. Namun, mereka kurang maksimal," katanya. 

Secara keseluruhan, Timnas Indonesia U-19 sebenarnya lebih mendominasi jalannya pertandingan. Menurut data Labbola, ball possesion Garuda Nusantara mencapai 68 persen dan Malaysia hanya 32 persen. Umpan dari kaki ke kaki yang diperagakan Timnas Indonesia U-19 juga lebih baik dari Malaysia, yakni 85 persen berbanding 77 persen. 

Catatan ini berbeda saat Timnas Indonesia U-19 kalah 0-4 dari Negeri Ginseng di laga sebelumnya. Saat itu, Garuda Nusantara memang kalah segalanya ketimbang tuan rumah. 

Hanya saja, Harimau Muda memang bermain lebih efektif saat bertemu Timnas Indonesia U-19. Akurasi tembakan yang dilepaskan Timnas Malaysia U-19 juga lebih baik.

(Lihat detailnya pada berita: Timnas Indonesia U-19 Kalah Cerdik dari Malaysia ). 

"Dari kekalahan ini, kami mendapat banyak pelajaran," kata Indra menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Segera Berbenah

Sejak awal, Timnas Indonesia U-19 memang sadar hasil yang diraih pada babak kualifikasi Grup F tidak akan berpengaruh bagi putaran final nanti. Namun, dua kekalahan yang diraih anak asuh Indra Sjafri setidaknya jadi peringatan dini sebelum bertemu ujian sebenarnya. 

Apalagi, pada putaran final nanti, tim sekelas Korea Selatan maupun Malaysia banyak bertebaran. Salah satunya Tiongkok yang sudah memastikan diri lolos ke Piala Asia U-19. 

Indra Sjafri punya waktu kurang dari setahun untuk kembali memoles pasukannya. Perbaikan terhadap kekurangan selama babak kualifikasi Grup F bakal jadi modal bagi Egy Maulana Vikri dalam mencapai target empat besar dan lolos ke Piala Dunia U-20, 2019. 

"Selanjutnya pemain kami liburkan. Untuk pemain, kita tetap masih ada promosi dan degradasi untuk menghadapi Piala Asia U-19 tahun depan," kata Indra.