Sukses

Buffon Sebut Lolos ke Piala Dunia 2018 Harga Mati

Timnas Italia akan menghadapi Swedia dalam babak play off kualifikasi Piala Dunia 2018.

Liputan6.com, Stockholm - Kiper Timnas Italia Gianluigi Buffon menegaskan lolos ke Piala Dunia 2018 menjadi harga mati baginya. Apalagi, ini merupakan kesempatan terakhir baginya untuk tampil di kompetisi terakbar dalam sepak bola itu sebelum pensiun.

Buffon akan menginjak usia 40 tahun pada Januari nanti, sekitar lima bulan sebelum bergulirnya putaran final Piala Dunia 2018. Dia sudah menyatakan akan pensiun usai tampil di Rusia. Jika Italia lolos, maka ini menjadi Piala Dunia keenam buat Buffon sejak 1998.

Timnas Italia akan bertemu Swedia pada babak play-off dalam dua leg demi tiket lolos Piala Dunia 2018. Swedia akan bertindak sebagai tuan rumah lebih dulu Sabtu (11/11/2017) dini hari WIB, sebelum Italia gantian menjamu tiga hari berselang.

"Saya pikir pemain seperti saya ini hidup untuk mencapai dan mewujudkan target paling penting, yang juga merupakan mimpinya anak-anak. Jadi selama dia tetap memberi saya antusiasme dan motivasi, saya akan terus melakukannya," ujar Buffon saat sesi konferensi pers jelang laga Swedia yang akan digelar di Friends Arena, Stockholm, seperti dilansir Football Italia, Jumat (10/11/2017).

Buffon mengaku dirinya tidak memiliki pilihan lain selain memenangkan pertandingan melawan Swedia. Karena itu, kiper Juventus itu akan mati-matian menjaga gawang Azzuri agar tidak sampai kebobolan.

"Tanpa keraguan, besok adalah pertandingan yang akan memberi saya kebagiaan yang besar, dan saya bahkan tidak ingin memikirkan alternatif lain,” katanya.

2 dari 3 halaman

Play-off Kedua

Berdasarkan catatan, ini merupakan kali kedua bagi Buffon melewati babak play-off untuk lolos Piala Dunia. Dua puluh tahun lalu, ia juga ikut mengantarkan Italia lolos ke Piala Dunia 1998 setelah mengalahkan Rusia di babak yang sama. Ia merupakan satu-satunya pemain yang tersisa dari masa itu.

"Play off itu tidak biasa karena itu sudah lama sekali sejak kami berada satu tim dan itu wajar jika menghadapi Swedia dalam dua pertandingan ini membuat segalanya jadi menyenangkan. Karena itu, berarti baik kami maupun mereka memiliki peluang mendapatkan tiket untuk turnamen yang semua orang memikirkannya," ujar Buffon.

Timnas Italia termasuk salah satu tim paling sukses di Piala Dunia. Dari 20 kali perhelatan sejak 1930, Italia sudah tampil 18 kali dan memenangkan gelar sebanyak empat kali (1934, 1938, 1982, dan 2006).

Meski dua kali absen, Gli Azzuri sebenarnya baru sekali gagal lolos kualifikasi, yakni di 1958. Sedangkan di 1930, mereka absen bukan lantaran gagal lolos kualifikasi. Mereka memang tidak mau ikut serta karena sebelumnya proposal untuk menjadi tuan rumah ditolak FIFA.

"Italia selalu tampil d Piala Dunia secara reguler. Jadi kami harus melakukan yang terbaik untuk memastikan kami dapat menjaga rekor tersebut," tegas Buffon.

3 dari 3 halaman

Hormati Swedia

Sepanjang kariernya, Buffon tercatat sudah enam kali bertanding melawan Swedia. Terakhir ia memimpin Italia menang 1-0 di Piala Eropa 2016. Karena itu, ia mengaku menghormati Swedia.

"Saya sudah sering menghadapi Swedia. Yang pertama saya main lawan Swedia itu waktu sebelum Piala Dunia 1998 di mana kami kalah (0-1), dan kemudian di beberapa laga persahabatan. Swedia itu pantas dihormati. Tim mereka solid, punya kualitas, dan selalu bermain dengan cara mereka sendiri. Itu artinya, untuk mengalahkan mereka Anda harus bermain dengan performa yang luar biasa," tuturnya.

Dari enam kali bertemu Swedia, Buffon mengaku tidak bisa melupakan momen di Piala Eropa 2004. Saat itu, Italia yang berada di Grup C bersama Denmark dan Bulgaria, ditahan imbang 1-1 oleh Swedia.

Kemudian, Swedia dan Denmark seakan main mata dengan bermain imbang 2-2. Hasil itu menyebabkan Italia gugur di babak penyisihan grup, meski di pertandingan terakhir mengalahkan Bulgaria 2-1.

"Itu bukan memori yang bagus, bahkan walaupun kami seri waktu itu. Karena kesempatan untuk lolos tipis sekali waktu itu," tuturnya.

"Tapi itu sudah bukan masalah lagi, karena itu sudah bertahun-tahun lewat. Hidup terus bergerak dan saya bilang kepada seorang wartawan Italia beberapa hari lalu, jika kami gugur di Piala Eropa waktu itu, itu karena kami seharusnya bermain lebih baik di awal."

Dalam kesempatan yang sama, Buffon juga menanggapi pensiunnya Zlatan Ibrahimovic dari Timnas Swedia, bahkan sebelum mendapatkan cedera lutut. "Swedia adalah tim yang tampak punya tanggung jawab terhadap 11 pemainnya. Pemain seperti Ibrahimovic memang sangat penting, dan Anda tahu sendiri bagaimana perjalanannya. Sekarang setiap pemain sudah lebih bebas bermain. Sama sama rata di dalam tim," pungkas Buffon. (Abul Muamar)