Liputan6.com, Jakarta - Liga 1 musim 2017 telah tutup tirai. Bhayangkara FC keluar sebagai juara dengan torehan total 68 poin dari 34 partai sepanjang musim.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, pada pertandingan terakhir, Minggu (12/11/2017), Bhayangkara FC kalah 1-2 dari Persija Jakarta di Stadion Patriot. Unggul lebih dulu lewat Ilja Spasojevic, Bhayangkara harus menyerah setelah Ramdani Lestaluhu memborong dua gol untuk Persija.
Liga 1 sendiri berlangsung selama delapan bulan, mulai dari pertengahan April hingga pertengahan November. Berbagai drama terjadi di kompetisi kasta tertinggi di sepak bola Tanah Air tersebut.
Pada pekan ke-32 misalnya di partai PSM Makassar Vs Bali United. Dua pemain Bali United, Slyvano Comvalius dan Stefano Lilipaly terlibat perkelahian karena salah paham.
Drama berlanjut pada pekan ke-33 saat PT. Liga Indonesia memutuskan untuk memberi tiga poin pada Bhayangkara FC . Poin itu diberikan setelah Mitra Kukar yang jadi lawan Bhayangkara di pekan ke-33 memainkan Mohamed Sissoko.
Padahal, Sissoko sedang tidak boleh bermain lantaran akumulasi kartu. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pun memutuskan untuk memberi kemenangan 3-0 bagi Bhayangkara.
Keputusan ini menimbulkan pro-kontra. Lewat Instagram, beberapa pemain Bali United mengutarakan kekecewaanya. Maklum, Bali adalah pesaing terdekat Bhayangkara dalam perburuan gelar juara.
Selain drama-drama yang terjadi, beberapa fakta menarik juga tercipta di Liga 1. Berikut di antaranya.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
1. Juara dengan Kekalahan Terbanyak
Bhayangkara juara dengan jumlah kekalahan 10 kali. Jumlah ini merupakan yang terbanyak jika dibandingkan dengan para juara Liga Indonesia format satu wilayah sejak musim 2010/11.
Pada musim 2010/11, Persipura juara dengan jumlah kekalahan dua kali. Satu musim setelahnya, Sriwijaya FC juara dengan lima kekalahan. Persipura kembali juara dengan dua kekalahan di musim 2013.
Advertisement
2. Pecahnya Rekor Peri Sandria
Rekor pencetak gol terbanyak milik Peri Sandria di Liga Indonesia akhirnya pecah. Adalah striker Bali United, Sylvano Comvalius yang menggusur posisi Peri dalam buku sejarah Liga Indonesia.
Comvalius total mengemas 37 gol sepanjang musim. Bomber asal Belanda ini unggul tiga gol dari jumlah 34 gol Peri Sandria yang telah bertahan sejak 1994/95.
3. Adanya Marquee Player
Panggung Liga 1 musim ini juga diwarnai dengan kehadiran marquee player. Tidak tanggung-tanggung, mereka yang digaet pernah mencicipi apiknya pentas sepak bola Eropa.
Persib Bandung merekrut Michael Essien dan Carlton Cole. Semen Padang mengontrak Didier Zokora. Madura United mendatangkan Peter Odemwingie, disusul Mitra Kukar yang menggaet Mohamed Sissoko.
Sayangnya, kehadiran mereka belum bisa membawa perubahan signifikan. Carlton Cole malah harus dipecat di pertengahan kompetisi karena kontribusinya kurang maksimal.
Advertisement
4. Lumbung Gol Bernama Persegres
Persegres Gresik telah dipastikan terdegradasi dari Liga 1. Parahnya, Agus Indra dan kawan-kawan juga menjadi lumbung gol klub-klub Liga 1 lainnya.
Dari 34 pertandingan, Persegres hanya memasukkan 26 gol dan kebobolan 104 gol! Itu artinya, Persegres kebobolan rata-rata tiga gol per pertandingan.
Sepanjang musim, Persegres hanya mengoleksi 10 poin. Rinciannya, Persegres hanya menang 2 kali, imbang 4 kali dan kalah 28 kali.
5. Bali United Terproduktif
Bhayangkara FC boleh saja keluar sebagai juara. Namun, Bali United ternyata tercatat sebagai tim paling produktif di Liga 1.
Serdadu Tridatu total mengemas 76 gol atau 2,2 gol per laga. Dari 76 gol itu, 37 di antaranya disumbang oleh Sylvano Comvalius.
Yang luar biasa, Bali juga beberapa kali berhasil menang lebih dari empat gol. Melawan Arema misalnya, Bali menggila dengan mencetak enam gol untuk mengakhiri pertandingan dengan skor 6-1.
Advertisement