Liputan6.com, Valencia - MotoGP 2017 yang notabene musim perdana bersama Ducati harus berakhir buruk buat Jorge Lorenzo. Jangankan bersaing demi gelar juara dunia, meraih satu kemenangan pun Lorenzo tak mampu.
Sejatinya, merekrut Lorenzo adalah bukti keseriusan Ducati terhadap tujuan ambisius mereka di MotoGP 2017. Ya, mereka ingin kembali ada pembalapnya yang bertarung demi takhta juara dunia sejak Casey Stoner pergi pada akhir musim 2012.
Advertisement
Baca Juga
Sayang, belum ada kolaborasi apik yang diperlihatkan pembalap berjulukan X-Fuera dan Ducati. Pembalap asal Spanyol itu justru harus menjalani musim terburuknya selama berkarier di MotoGP. Dari 18 balapan, ia hanya meraih tiga podium.
Alhasi, ia pun hanya finis di urutan ketujuh klasemen MotoGP dengan koleksi 137 poin. Sebelumnya, rapor terburuk Lorenzo di MotoGP adalah ketika hanya mendapat 190 poin pada musim 2008 atau debutnya bersama Yamaha.
"Jujur saya, saya sudah menduga musim bakal sulit. Tapi, saya pikir akan sedikit lebih mudah seperti saat memperjuangkan kemenangan pada balapan pertama di Yamaha. Memang begitu, tapi terpenting kami tak kehilangan kesabaran, kami bekerja keras, dan tidak menyerah," kata Lorenzo, dilansir Marca.
Banyak yang heran Lorenzo tak bisa menyamai kecepatan rekan setimnya, Andrea Dovizioso, meski menunggangi motor yang sama. Musim ini, justru Dovi yang menyelamatkan Ducati dengan memaksa pembalap Repsol Honda, Marc Marquez bertarung hingga seri terakhir.
Perbedaan Motor
Lorenzo sendiri mengaku situasinya sangat berbeda ketika ia baru naik kelas ke MotoGP. Menurutnya, pada saat itu motor Yamaha sangat membantunya untuk menjadi salah satu pembalap tercepat.
Â
"Saya mendapatkan sebuah motor yang sangat cocok untuk saya. Yamaha selalu menjadi motor yang sangat bagus, sangat mudah dibawa. Saya mendapatkan pole di balapan pertama dan saya mendapatkan kemenangan di seri ketiga," ujar Lorenzo.
"Selama sembilan tahun, kami hampir selalu berjuang untuk mendapatkan gelar setiap tahun. Ducati spesial karena ini adalah motor yang lebih rumit. Biasanya pembalap yang datang akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan motor," ia menambahkan.
Â
Advertisement
Rapor Lorenzo di Setiap Musim MotoGP
2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin
2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin
2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin
2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin
2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin
2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin
2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin
2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin
2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin
2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin