Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), Danny Kosasih mengatakan, pihaknya tidak bisa mencegah seorang pemain terlibat aksi judi. Dia juga telah memegang 13 nama lanjutan yang terlibat match fixing di IBL musim lalu.
"Di Perbasi, ada daftar nama 13 orang yang antri (untuk dijatuhkan sanksi). Setelah mendapatkan bukti, saya akan jatuhkan sanksi," ucapnya.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, melalui surat pemberitahuan bernomor 508/XI/PP/2017, Perbasi memberikan sanksi berat kepada sembilan penggawa klub Siliwangi Bandung. Hukuman bervariasi dari lima tahun hingga dua tahun. Sanksi ini berlaku mulai 31 Oktober 2017
Mereka yang terkena sanksi adalah Ferdinand Damanik (lima tahun), Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Herlusdityo, Untung Gendro Maryono (masing-masing empat tahun), Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo (tiga tahun), Zulhilmi Faturrohman (dua tahun).
"Saya datang ke semua klub tapi belum lengkap. Saya datang ke Satria Muda ketemu Erick (Thohir, pemilik) dan pemain dan Erick bicara dengan pemainnya. CLS pun sama saya ke sana, Pelita, Garuda, Satya Wacana. Tolong sampaikan kepada pemain apa sanksinya kepada mereka dan semua pemilik mengatakan kalau terbukti di antara kalian ada yang kena, tidak cuma tak pecat dari klub tapi diproses ke kepolisian," katanya di Jakarta, Rabu (21/11/2017).
"Saya tidak bisa cegah orang judi, yang bisa Tuhan sama dia sendiri. Saya tidak ada urusan dengan bandar, itu urusan kepolisian tapi pemain itu urusan saya. Jadi saya bicara dari sisi pemain, tidak mau meluas," ujar Ketua Umum Perbasi ini.
Sanksi Pelaku
Bila nantinya terbukti bersalah, maka Perbasi akan memberikan sanksi berat untuk para pelaku match fixing. Larangan aktif di IBL pun menghantui para pelaku.
"Sudah pasti tidam bisa main di IBL seumur hidup. Saya sebagai komisaris IBL, memang itu sanksinya. Selain itu, semua yang terlibat tidak akan lagi saya pilih di timnas gak akan lagi di IBL," ucap Danny.
Advertisement
Bandar Orang Asia
Sementara itu, Head of Legal Department, George Fernando Dendeng mengatakan, pihaknya sudah mengetahui aktor dari match fixing tersebut. Namun pihak Perbasi itu mencari bukti lebih dalam.
"Orang asing, saya bisa konfirmasi itu, yg nyogok, Asia," ujar George.
"Ada yang, kalau saya cerita jadi panjang, ada yang sebagai mediator. Melibatkan banyak pihak. Mediatornya bisa saja pemain atau pelatih, tapi saya belum bisa buktiin siapa jadi tidak bisa komentar lebih banyak," katanya menegaskan.