Liputan6.com, Milan - Raksasa Italia, AC Milan resmi diakuisisi oleh pengusaha asal Tiongkok, Yong Hong Li, pada April lalu. Perpindahan kepemilikan itu menandai berakhirnya era Silvio Berlusconi yang sudah berlangsung selama lebih dari 30 tahun.
Fininvest, perusahaan milik Berlusconi, menjual saham AC Milan seharga 520 juta euro (belum termasuk utang sebesar 220 juta euro) kepada Rossoneri Sport Luxembourg.
Advertisement
Baca Juga
Di tangan pemilik baru asal Tiongkok itu, AC Milan kemudian melakukan revolusi dengan membeli 11 pemain baru di bursa transfer musim panas, dengan menghabiskan dana sebesar 230 juta euro. Namun, sejauh ini, I Rossoneri masih terseok-seok di Serie A dan sudah menelan enam kekalahan dari 13 pertandingan yang sudah berjalan.
Kini, di tengah situasi sulit itu, keuangan AC Milan tengah mendapat sorotan tajam dari UEFA. Mereka terancam terkena sanksi Financial Fair Play (FFP) karena telah berbelanja jorjoran.
Untuk menghindari sanksi itu, manajemen klub telah berupaya mengajukan proposal kesepakatan sukarela (voluntary agreement) berdurasi empat tahun kepada UEFA. Dengan kesepakatan sukarela itu, AC Milan nantinya bisa terbebas dari pembatasan belanja pemain yang diatur oleh FFP, dengan syarat mereka wajib menyeimbangkan neraca keuangan mereka pada akhir tahun 2021.
Â
UEFA Tolak Proposal
Akan tetapi, seperti diberitakan Marca, awal pekan ini UEFA menolak proposal yang dilayangkan AC Milan. Kini, badan sepak bola Eropa itu mulai melakukan investigasi terhadap situasi keuangan juara Serie A 18 kali itu.
Pada saat bersamaan, New York Times, yang juga melakukan investigasi terhadap Yong Hong Li, menyebut bahwa ada persoalan yang pelik mengenai pemilik baru AC Milan itu.
Media Amerika itu memberitakan bahwa UEFA telah mengirimkan surat kepada AC Milan Jumat pekan lalu untuk meminta klarifikasi terkait beberapa hal yang terdapat dalam dokumen setebal 160 halaman yang mereka ajukan sebelumnya.
Tak cuma itu, UEFA juga dikabarkan tengah mendalami kasus finansial Li pada masa lampau, yang diketahui pernah berurusan dengan pemerintah Tiongkok.
Keputusan terkait masalah ini akan ditetapkan pada 8 Desember mendatang. Jika terbukti terdapat pelanggaran, AC Milan terancam tidak lagi bisa berbelanja pemain di bursa transfer yang akan datang. Bahkan, mereka juga akan dilarang tampil di semua kompetisi Eropa.
Advertisement
Utang 180 Juta Euro
Selain berurusan dengan UEFA, Yong Hong Li juga masih memiliki utang dengan Grup Elliott, sebesar 180 juta euro. Ia meminjam uang tersebut untuk melunasi pembelian saham AC Milan pada April lalu. Pengusaha Tiongkok itu wajib membayar utangnya itu sebelum Oktober 2018.
Beberapa waktu lalu, seperti diberitakan Il Sore 24 Ore, untuk membayar utangnya, Li berencana menjual 25 persen saham AC Milan dengan harga yang sama dengan utangnya.
Dua bank investasi Amerika, Goldman Sachs dan Merril Lynch, disebut-sebut tertarik untuk membelinya. (Abul Muamar)