Liputan6.com, Berlin - Rivalitas dua apparel olahraga dunia, Adidas dan Nike bakal menjadi perhatian selama Piala Dunia 2018. Adidas berharap banyak pada meningkat drastisnya penjualan jersey sepak bola dari Piala Dunia yang berlangsung di Rusia itu.
Tiga tim top yang berkiprah di Piala Dunia 2018 disponsori Adidas. Tiga tim itu Jerman, Spanyol, dan Argentina, yang menjadi kandidat juara Piala Dunia tahun depan.
Advertisement
Baca Juga
"Secara keseluruhan, saya mengharapkan peningkatan besar dari penjualan jersey Adidas pada 2018 karena Piala Dunia. Saya berharap tim-tim yang disponsori kami maju sejauh mungkin. Di luar itu, kami mengandalkan tiga dari beberapa favorit, yakni Jerman, Spanyol dan Argentina," jelas Kepala Eksekutif Adidas, Kasper Rorsted kepada surat kabar Rheinische Post.
"Dalam sepak bola, kami adalah pemimpin pasar dunia yang sesungguhnya dan kami mensponsori 11 tim pada Piala Dunia tahun depan," katanya.
Sponsor Resmi Piala Dunia
Adidas jadi sponsor resmi Piala Dunia dan sudah lama dikenal sebagai pemasok kostum, sepatu dan bola sepak. Namun, pada Piala dunia 2014 di Brasil, Adidas seperti kalah pamor dari Nike, produsen olahraga asal Amerika Serikat (AS).
Â
Pada Piala Dunia 2014, Nike mensponsori lebih banyak tim dari Adidas, dan ini untuk pertama kalinya terjadi. Nike juga mengontrak pemain paling laris yang jumlahnya lebih banyak dari Adidas.
Setelah itu, Adidas kembali menguasai pasar, mengambil pangsa pasar Nike di AS, dan menggenjot lagi bisnis sepak bolanya. Kini Adidas kembali memimpin dalam jumlah tim yang paling banyak disponsori pada Piala Dunia, termasuk Rusia.
Advertisement
Tim-tim favorit
Tim-tim top Nike pada Piala Dunia 2018 yakni Prancis dan Brasil. Keduanya juga menjadi favorit juara seperti halnya Jerman. Sementara itu, produsen perlengkapan olah raga Puma hanya mensponsori Uruguay dan Swiss, padahal pada Piala Dunia 2014, Puma mensponsori delapan tim.
Rorsted menyatakan, Adidas tak boleh terlalu fokus kepada Nike. Produsen perlengkapan olahraga asal Jerman ini mengaku hanya ingin terus mengembangkan bisnis sebesar-besarnya.
"Ini bukan pertandingan tenis dengan dua pemain di mana hanya satu orang yang juara. Kami fokus ke bisnis kami sendiri dan selalu berkembang. Tidak masuk akal menyatakan tujuan utama kami adalah mengatakan Nike," kata dia.