Sukses

Mengenal Kirgizstan, Lawan Timnas Indonesia dari Asia Tengah

Kirgizstan sempat kalahkan Australia pada kualifikasi Piala Dunia 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Kirgizstan bakal menjadi lawan kuat timnas Indonesia pada laga pamungkas Aceh World Solidarity Tsunami Cup (AWSTC) 2017 di Stadion Harapan Bangsa, Aceh, Rabu (6/12/2017). Namun, kekuatan tim tersebut tidak banyak diketahui.

Padahal, Kirgizstan merupakan salah satu negara kuat dari Asia Tengah. Saat ini mereka duduk di peringkat 115 peringkat FIFA per November 2017.

Kirgizstan merupakan pecahan Uni Soviet. Setelah merdeka, mereka kemudian menjadi anggota FIFA serta AFC.

Tim berjuluk The White Falcons itu melakoni laga pertama melawan Uzbekistan di Taskent dalam sebuah turnamen Asia Tengah, Agustus 1992. Mereka kalah 0-3.

Secara prestasi, Kirgizstan belum pernah lolos Piala Dunia atau Piala Asia. Capaian terbaik mereka adalah merebut posisi tiga AFC Challenge Cup 2006.

Mereka memang kesulitan menciptakan tim. Maklum, selain tidak banyak, masyarakat Kirgizstan juga tidak terlalu berminat dengan sepak bola.

2 dari 3 halaman

Naturalisasi Jadi Pilihan

Kegagalan bicara banyak memaksa otoritas sepak bola setempat berbenah. Mereka merekrut pemain berdarah asing untuk memperkuat timnas.

Dari keturunan Ghana hadir David Tetteh, Elijah Ari, dan Daniel Tagoe (Ghana). Pemain berdarah Kamerun, Claude Maka Kum, juga sempat membela Kirgizstan. Dari Jerman ada Viktor Maier, Vitalij Lux, Viktor Kelm, dan Edgar Bernhardt.

Kehadiran pemain ini meningkatkan kinerja Kirgizstan, terutama pada kualifikasi Piala Dunia 2018. The White Falcons sukses mengalahkan rival lama, Tajikistan, dan Yordania yang dianggap lebih kuat. Mereka juga sempat menumbangkan Australia yang lolos ke turnamen utama di Rusia tahun depan.

3 dari 3 halaman

Turunkan Pemain Muda

Pada gelaran AWSTC 2017, Kirgizstan rata-rata menurunkan skuat mudanya. Namun, satu nama sukses mencuri perhatian, yakni Kadybrek Saarbekov yang jadi top scorer dengan tiga gol.

Beberapa skuat senior juga dipanggil. Contohnya, Anton Zemlianukhin yang berposisi sebagai sayap, dan Azamat Baymatov, yang mengisi lini belakang. (Eka Setiawan)