Liputan6.com, Jakarta - MotoGP 2017 menjadi musim penuh kejutan bagi Andrea Dovizioso. Tak ada yang menyangka dia mampu memaksa Marc Marquez bersaing demi gelar juara dunia hingga seri terakhir di Valencia.
Bagi Ducati, situasi seperti ini mengingatkan mereka pada momen-momen saat masih diperkuat Casey Stoner di MotoGP 2007-2010. Bersama Stoner, hampir di setiap musim Ducati mampu bersaing untuk mendapatkan gelar juara dunia.
Advertisement
Baca Juga
Setelah Stoner pergi pada akhir musim 2010, mereka pun tertinggal di bawah bayang-bayang Yamaha dan Honda. Berbagai perubahan komposisi pembalap sudah mereka lakukan, tapi hasilnya tetap begitu mengecewakan.
Sepanjang kariernya, pencapaian terbaiknya hanya finis di urutan tiga klasemen MotoGP 2011, yakni saat masih bersama Honda. Saat itu, modal Dovizioso untuk finis di urutan ketiga hanya tujuh podium tanpa kemenangan.
Karenanya, kesuksesan Dovi pada MotoGP 2017 menjadi sebuah kejutan besar. Pembalap Italia tersebut merangkai delapan podium, termasuk enam kemenangan, sepanjang musim ini. Sayang, perjuangan keras pembalap 31 tahun itu hanya berakhir dengan status runner-up.
Dengan penampilan memukau tersebut, Dovi pun optimistis dengan peluangnya pada MotoGP 2018. "Saya tahu betapa sulitnya memenangkan gelar juara dunia. Tapi sekarang kami tahu bagaimana hal yang kami lakukan dengan baik tahun ini. Saya tak ragu tahun depan saya bisa kembali memperjuangkan gelar," kata Dovi, dilansir Tuttomotoriweb.
Â
Benahi Kekurangan
Meski motor Desmosedici GP17 menunjukkan performa menawan sepanjang musim 2017, Dovi tetap ingin ada perbaikan. Masalah yang dihadapi Ducati pada motornya adalah tingkat kecepatan di tikungan.
Sejatinya, sudah banyak kemajuan yang diperlihatkan GP17. Tapi, saat berhadapan dengan trek-trek sulit seperti Phillip Island dengan tikungan cepat dan lebar, masalah itu kembali muncul. Alhasil, Ducati pun kewalahan menghadapi akselerasi motor Yamaha dan Honda.
"Kami telah menunjukkan bahwa mesin kami memiliki dasar yang bagus, tapi itu tidak cukup karena lawan sangat kuat. Jika Anda bekerja dengan baik, mengetahui kekuatan dan kelemahan, Anda bisa membuat perbedaan. Kami masih kehilangan sesuatu, tapi rival kami juga belum sempurna," tegas Dovi.
Â
Advertisement
Statistik Dovi di Semua Kelas
125cc: 49 balapan, 5 menang, 15 podium, 9 pole, 3 fastest lap, 492 poin
250cc: 49 balapan, 4 menang, 26 podium, 4 pole, 8 fastest lap, 721 poin
MotoGP: 174 balapan, 8 menang, 41 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 1854 poin