Sukses

Gede Widiade Sebut PT LIB Masih Berutang ke Persija

Gede Widiade mengungkapkan jika PT LIB masih menunggak utang ke Persija.

Jakarta - Direktur Utama Persija, Gede Widiade, mengungkapkan jika PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih punya utang ke klub berjuluk Macan Kemayoran itu. Tidak hanya satu, PT LIB punya dua utang ke Persija.

Baca Juga

  • Pemprov DKI Anggarkan Rp 18 Miliar untuk Kandang Baru Persija
  • Persija Belum Pasti Rekrut Isaka Cernak
  • Persija Sowan ke Pemprov DKI Jakarta demi Main di SUGBK

Kondisi tersebut pun membuat Gede Widiade merasa geram. Pasalnya, dana yang tunggakkan tersebut akan dipakai untuk dana operasional klub.

Gede Widiade pun meminta PT LIB untuk segera melunasi utang tersebut. Dia menganggap pelunasan utang itu agar klub bisa berkompetisi dengan lancar.

"Sampai saat ini, PT LBI masih menunggak hak siar. Jangankan soal rating televisi, dana subsidi klub saja masih menunggak. Namun, perkara penunggakan dana itu tidak ada hubungannya dengan keikutsertaan Persija di Piala Indonesia. Jika tim sudah siap, kami akan ikut bermain," tutur Gede Widiade kepada Bola.com di Balaikota Jakarta, Rabu (13/12/2017).

"Meski begitu, persiapan juga tergantung kepada dana. Apabila dananya tidak ada, apa pemain siap tidak menerima uang pangkal? Kita akan tetap melakukan persiapan, pemain asing kami sudah ada dan tanggal 14 semua akan bertolak ke Jakarta," lanjut Gede Widiade.

Pada saat yang sama, Gede Widiade juga menyindir keinginan PT LIB memberikan subsidi jika klub memainkan pemain muda. Menurutnya, hal seperti itu tidak usah dicampurkan ke dalam regulasi.

"Kemarin masih alot soal regulasi, belum jelas apakah akan 23 pemain senior plus tujuh pemain muda. Exco PSSI punya banyak pertimbangan untuk itu. Mereka menjanjikan subsidi uang untuk klub yang memainkan pemain muda. Menurut saya itu tidak perlu, subsidi untuk klub saja belum dibayar, apalagi dana seperti itu," kata Gede Widiade.

Persija bukan satu-satunya klub yang punya masalah keuangan dengan PT LIB. Padahal, PT LIB punya kewajiban menurunkan dana subsidi sebesar Rp 7,5 miliar untuk klub peserta Liga 1.