Liputan6.com, Jakarta - MotoGP 2018 tak hanya soal persaingan Marc Marquez, Valentino Rossi, Andrea Dovizioso, dan Jorge Lorenzo. Publik juga menanti aksi para pembalap debutan yang memiliki potensi untuk merusak persaingan.
Apalagi, MotoGP 2017 juga diperlihatkan dengan aksi memukau para rookie di lintasan. Mulai dari Johann Zarco, Jonas Folger, Alex Rins, dan Sam Lowes. Yang paling mencuri perhatian tentu aksi Zarco bersama Yamaha Tech 3.
Advertisement
Baca Juga
Ia sukses merebut dua gelar pada MotoGP 2017. Selain rookie of the Year, ia juga tampil sebagai pembalap satelit terbaik. Itu berkat kesuksesannya merebut tiga podium sepanjang musim. Namun, Zarco juga akan memiliki pesaing baru di musim depan.
Itu karena ada beberapa rookie potensial yang akan meramaikan MotoGP 2018. Mereka adalah Franco Morbidelli, Thomas Luthi, Xavier Simeon, dan Takaaki Nakagami.
Â
1. Franco Morbidelli
Menyandang status sebagai juara Moto2 2017, aksi Franco Morbidelli di MotoGP 2018 pun cukup dinanti. Itu karena ia dinilai memiliki potensi yang siap menggebrak persaingan pada musim depan.
Saking besar potensinya, Morbidelli pun menjadi salah satu pembalap yang masuk dalam kategori The Next Valentino Rossi di MotoGP. Dari tahun ke tahun, kemampuannya beraksi di lintasan pun semakin meningkat.
Buktinya, setelah finis di urutan ke-11 klasemen musim 2014, urutan ke-10 (2015), dan urutan keempat (2016), akhirnya ia mampu menyabet gelar juara Moto2 pada musim 2017. Dari 18 balapan, ia meraih 12 podium yang delapan di antaranya adalah kemenangan.
Tak heran jika banyak yang menyebut Morbidelli akan menjadi pesaing baru bagi pembalap-pembalap top seperti Rossi dan Marc Marquez, juara dunia MotoGP 2017. Musim depan ia akan menjadi rekan setim Luthi di Marc VDS.
Â
Advertisement
2. Thomas Luthi
Luthi sudah dipastikan menjadi salah satu pembalap pada MotoGP 2018. Ia akan memperkuat tim Marc VDS. Berstatus sebagai salah satu pembalap terbaik di kelas Moto2, ia pun siap menghadapi tangan musim depan.
Meski akan menyandang status rookie pada MotoGP 2018, Luthi bukan seorang pembalap muda. Usianya saat ini sudah 31 tahun. Maklum, ia banyak menghabiskan kariernya untuk berkompetisi di kelas Moto2.
Setelah tampil memukau bersama tim Suter, ia pun direkrut tim Kalex sejak musim 2015. Performanya pun semakin memukau. Buktinya, ia mampu menyegel status runner-up dalam dua musim terakhir.
Sayang, ia dipastikan gagal mengecap pengalaman dengan motor MotoGP pada 14-15 November 2017. Itu karena ia masih menjalani proses pemulihan akibat kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia. Ia baru bisa menjalani tes bersama Marc VDS di Sepang pada akhir Januari 2018.
Â
3. Takaaki Nakagami
Nakagami akan menjadi salah satu rookie yang meramaikan MotoGP 2018. Bagi Nakagami, ini adalah mimpi yang terwujud setelah pembalap Jepang itu hanya beraksi di kelas Moto2 dalam tujuh tahun terakhir.
MotoGP 2018 akan kembali dihiasi dengan kehadiran pembalap Asia. Dan ia juga akan menjadi pembalap Jepang pertama yang bakal tampil semusim penuh di MotoGP setelah Hiroshi Aoyama pada musim 2014 yang menggunakan wild card.
Nakagami sendiri menjadi pembalap paling terakhir yang dipastikan menjadi peserta MotoGP 2018. Itu karena LCR Honda akhirnya ingin memanfaatkan slot tambahan untuk musim depan. Di musim 2017, LCR Honda menjadi satu-satunya tim yang hanya diperkuat satu pembalap.
Harapan yang ada di pundak Nakagami tentu sangat besar di musim depan. Apalagi ia akan menjadi pendamping pembalap sarat pengalaman seperti Cal Crutchlow. Di musim 2017, Nakagami mampu mengumpulkan 137 poin dari 18 balapan. Total empat podium, termasuk satu kemenangan, bisa diraihnya.
Â
Advertisement
4. Xavier Simeon
Seperti Luthi, Simeon juga termasuk pembalap yang sudah matang dari segi usia. Ia lebih banyak menghabiskan pengalaman di Moto2, yakni sejak musim 2010. Musim 2017, ia membalap untuk Tasca Racing Scuderia.
Masalahnya, ia bukan pembalap yang berpotensi untuk meraih podium di MotoGP. Entah apa alasan Avintia merekrutnya. Dari 18 balapan musim 2017, prestasi terbaik Simeon adalah finis ketujuh seri di Catalunya.
Uang diyakini menjadi salah satu faktor Avintia merekrut Simeon. Mereka yakin kehadiran Simeon akan membuat dukungan besar dalam finansial dari negara asalnya, yakni Belgia. Juara FIM Superstock 1000 2009 akan menjadi rekan setim Tito Rabat.