Sukses

AC Milan Ingin Sukses, Berlusconi Sarankan Pakai Formasi Ini

Berlusconi menyayangkan formasi yang membawa AC Milan meraih sukses justru dilupakan

Liputan6.com, Jakarta Silvio Berlusconi mengatakan bahwa dirinya hampir tidak bisa menyelesaikan menonton pertandingan AC Milan. Berlusconi tak bisa menikmati permainan karena tak menyukai formasi yang diterapkan Gennaro Gattuso.

Mantan pemilik Rossoneri ini mendesak Gattuso untuk bermain dengan dua striker. Sebelumnya, pelatih terdahulu Carlo Ancelotti sering menerapkan dua pemain depan.

"Saya adalah mantan Presiden, tapi saya tetap menjadi penggemar berat AC Milan," kata Berlusconi kepada Premium Sport, Rabu (20/12/2017)

"Saya merasakan "sakit" yang kuat, terkadang saya hampir tidak bisa menyaksikan keseluruhan pertandingan karena saya tidak setuju dengan pemain dan formasi," imbuhnya.

Berlusconi menyayangkan sistem yang membawa AC Milan meraih sukses justru harus dilupakan. "Salah satunya adalah Suso, dengan [Giacomo] Bonaventura."

2 dari 3 halaman

Jauh dari Sasaran

AC Milan saat meraih kemenangan atas Hellas Verona pada 16 besar Coppa Italia di San Siro. (dok. AC Milan)

Selanjutnya Berlusconi menyebut formasi yang digunakan sekarang tidak efektif.

"Dengan formasi saat ini, dua superstar kami Suso dan Jack harus bermain di sayap dan mereka terlalu jauh dari sasaran.

"Saya ingin menawarkan 'keberuntungan besar' kepada Gattuso, tapi dengan formasi striker satu ini, kami tidak akan berhasil di manapun."

3 dari 3 halaman

Klub Paling Mewah

Silvio Berlusconi, mantan PM Italia yang juga seorang konglomerat (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Sebelumnya, Berlusconi sempat melontarkan penyataan mengejutkan dalam sebuah rapat partai. Berlusconi mengaku masih menjadi pemilik klub di hadapan anggota Forza Italia.

"Saya telah dan saya adalah presiden salah satu klub paling mewah sepanjang masa," Silvio Berlusconi.

Sebenarnya, menurut semua dokumen resmi, Berlusconi menjual semua saham kepemilikannya di AC Milan ke pengusaha Tiongkok Yonghong Li. Fakta ini mengakhiri 30 tahun kepemilikan Berlusconi atas I Rossoneri, sekaligus menuntaskan kehadirannya sebagai presiden tersukses klub itu.