Sukses

MotoGP: Lorenzo Merasa Mirip dengan Cristiano Ronaldo

Lorenzo merasa semua yang dilakukannya kerap direspons dengan kritik dari pencinta MotoGP.

Liputan6.com, Madrid - Jorge Lorenzo termasuk sebagai salah satu pembalap MotoGP yang memiliki jumlah haters cukup banyak. Sebagian besar haters Lorenzo datang dari kelompok fans pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi.

Meski menjadi rekan setim dalam dua periode sejak MotoGP 2008, Rossi dan Lorenzo memiliki hubungan yang tidak akur. Itu karena keduanya sama-sama terbawa tensi persaingan di lintasan untuk memperebutkan gelar juara dunia.

Bahkan, pada periode pertama kolaborasi mereka (2008-2010), Yamaha sampai membangun sebuah tembok untuk memisahkan garasi kedua pembalap. Rossi sempat pergi ke Ducati hingga kembali pada musim 2013. Namun, hubungannya dengan Lorenzo tak kunjung membaik.

Faktanya, perseteruan keduanya semakin meruncing pada MotoGP 2015. Itu karena keduanya sama-sama bersaing untuk mendapatkan takhta juara dunia. Saat itu, sukses Lorenzo memenangi gelar juara dunia dianggap tidak layak.

Itu karena ia dinilai sedikit mendapat 'bantuan' dari rekan senegaranya yang juga pembalap Repsol Honda, yakni Marc Marquez. The Doctor sendiri merasa bahwa Lorenzo menjadi juara dengan cara yang tidak fair. Sejak itu, kritik yang mengarah ke Lorenzo pun seakan tidak ada habisnya.

"Orang-orang ini selalu berusaha membuat Anda buruk dan melemahkan rasa percaya diri Anda. Kritik semacam ini juga karena rasa iri. Dan hal seperti ini juga terjadi pada Cristiano Ronaldo. Ia tak melakukan sesuatu yang buruk. Ia hanya percaya diri dan menunjukkan. Orang tidak suka itu," kata Lorenzo, dilansir Speedweek.

2 dari 3 halaman

Tertutup Reputasi Rossi

Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi (MotoGP)

Sejatinya, perseteruan dengan Rossi pula yang menjadi alasan mengapa Lorenzo hijrah ke Ducati. Padahal, Yamaha dan dirinya sudah menciptakan kolaborasi apik hingga menghasilkan tiga gelar juara dunia (2010, 2012, 2015).

Namun, pembalap asal Spanyol itu merasa selalu di bawah bayang-bayang Rossi terlepas dari apa pun hasil yang didapat. Begitu juga soal masukan terkait motor. Beredar kabar bahwa mekanik Yamaha lebih sering mendengarkan saran Rossi ketimbang Lorenzo.

"Sama saja dengan saya. Saya tak menyakiti siapa pun, tapi saya percaya diri dan saya perlihatkan tanpa rasa takut. Saya adalah orang yang sangat jujur, selalu begitu. Saya selalu mengatakan dan berpendapat soal kebenaran," ungkap X-Fuera.

3 dari 3 halaman

Rapor Lorenzo di Setiap Musim MotoGP

2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin

2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin

2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin

2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin

2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin

2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin

2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin

2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin

2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin

2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin