Liputan6.com, Jakarta - Striker Arema FC Cristian Gonzales belum mau pensiun meski usianya sudah menginjak 42 tahun. Ia merasa umurnya masih cukup muda untuk bermain di liga Indonesia.
"Saya masih muda dan fisik saya masih kuat," kata pemain yang sejak 2012 memperkuat Arema itu di Jakarta, baru-baru ini, seperti dinukil dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Gonzales masih menujukkan tajinya pada Liga 1 2017. Di Arema, dia merupakan pencetak gol terbanyak dengan sembilan gol.Selain itu, dia membuat satu assist dan mempunyai akurasi operan yang baik, yaitu sekitar 82 persen.
Namun, pemain yang dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia pada 2010 ini juga mempertimbangkan mengambil lisensi pelatih. Apalagi, Gonzales ditunjuk PSSI untuk mendampingi pelatih Bima Sakti menangani Timnas Indonesia U-19, meski dia belum disebut asisten pelatih karena tidak memiliki lisensi.
"Mungkin 2018 saya akan mengambil lisensi kepelatihan," kata pemain berjuluk El Loco atau Si Gila ini.
Tunggu Kepastian
Arema sudah tiga pekan menggelar latihan untuk menyambut kompetisi musim 2018. Tapi, Gonzales belum juga ambil bagian dalam latihan ini.
Pelatih dan manajemen bungkam ketika ditanya apakah Gonzales bakal dicoret. Sedangkan kontrak Gonzales bakal berakhir pada Februari 2018.
Gonzales mengklaim ia tak mendapatkan kabar dari pelatih ataupun manajemen untuk mengikuti latihan. "Sampai sekarang saya belum dapat kabar dari mereka. Padahal sejak pertama latihan awal Desember, saya sudah di Malang tapi tak ada kabar," ucapnya.
Gonzales pun menuntut kepastian status dari manajemen Arema jika akhirnya memang kontrak tak diperpanjang. "Harusnya profesional. Harapan saya tentu saja mereka memberi kabar agar saya ke kantor kemudian diskusi dan berikan saya surat keluar agar bisa cari klub lain," tutur El Loco.
Advertisement
Liga 1 2018
Terkait Liga 1 musim 2018, Gonzales berharap bisa berjalan seketat musim 2017. Bhayangkara FC menjadi juara dengan jumlah poin sama dengan Bali United dan berbeda tiga poin dari peringkat ketiga PSM Makassar.
Menurutnya, persaingan yang ketat akan membuat kualitas kompetisi dapat meningkat. "Mudah-mudahan persaingannya mirip musim 2017 karena itu memperlihatkan kualitas klub peserta tidak jauh berbeda. Itu bisa membuat sepak bola Indonesia maju," ujar El Loco. (Source: ongisnade.co.id)