Liputan6.com, London - Selama ini, pembalap dengan postur tinggi dianggap tak akan bisa bersaing di kelas MotoGP. Pasalnya, pembalap-pembalap top sejak dulu memiliki postur yang mungil untuk memudahkan mereka di lintasan.
Baz yang memulai debutnya di MotoGP 2015 itu sendiri memiliki postur 188 cm. Untuk ukuran pembalap, jelas itu bukan postur yang ideal. Apalagi jika dibandingkan dengan pembalap-pembalap ternama saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso saja memiliki postur 167 cm. Pembalap lain adalah Johann Zarco (171 cm), Jorge Lorenzo (173 cm), dan Marc Marquez (168 cm). Jika dilihat dari susunan pembalap, hanya Valentino Rossi (182 cm), Karel Abraham (181 cm), dan Scott Redding (185 cm) yang memiliki tinggi 180 cm.
Jadi, bisa dibilang Baz adalah pembalap dengan postur paling tinggi di MotoGPÂ 2017. Hal itu yang membuat Baz bangga. Pembalap 24 tahun itu merasa telah mematahkan anggapan bahwa pembalap jangkung tak bisa bersaing di MotoGP.
"Hal yang paling saya banggakan adalah membuktikan bahwa saya bisa naik ke MotoGP dan berada di level yang sama. Tiga tahun yang lalu, semua orang mengatakan bahwa saya tidak akan pernah berhasil, bahwa saya tak akan bisa menyelesaikan musim pertama karena terlalu tinggi," kata Baz, dilansir Motorsport.
Â
Rapor Buruk
Sayang, kiprah Baz sendiri di MotoGP terbilang tak berjalan mulus. Dari 49 balapan yang dijalani sejak musim 2015, tak sekalipun pembalap asal Prancis itu meraih podium.
Prestasi terbaiknya hanya finis urutan keempat MotoGP San Marino 2015 dan urutan keempat MotoGP Republik Ceko 2016. Di klasemen akhir musim lalu, ia duduk di urutan ke-18. Karena hal itu ia memutuskan untuk kembali berkiprah di WSBK seperti yang dijalani pada musim 2012-2014.
"Pada akhirnya saya membuktikan bahwa orang jangkung juga bisa naik di MotoGP tanpa memodifikasi motornya, bisa melaju kencang, bisa melakukan hal-hal bagus seperti mengamankan posisi 10 besar, lima besar, pada kualifikasi 2," tutur Baz.
Advertisement