Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2017 lalu, Indonesia akhirnya menggelar kompetisi sepak bola resmi pertama usai sanksi FIFA bertajuk Liga 1. Banyak hal menarik yang tersaji sepanjang gelaran tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Bukan kompetisi kalau tak ada drama. Berbagai macam pro-kontra menghiasi kompetisi berkasta paling tinggi di sepak bola Tanah Air. Mulai dari mundurnya jadwal kick-off, sampai tampilnya tim kejutan Bhayangkara FC, menjadi juara Liga 1.
Tak dimungkiri, masih banyak kekurangan dari penyelenggaraan ini. Namun, hal tersebut masih bisa dimaklumi karena Indonesia baru pulih dari sanksi yang membelenggu sejak 2015.
Berbagai drama itu terangkum dalam enam momen yang menyita perhatian dari Liga 1 sepanjang 2017. Apa saja? Berikut kami sajikan daftarnya:
Soal Regulasi
Liga 1 dimulai dengan berbagai macam regulasi yang ditetapkan. Mulai dari hadirnya marquee player, pembatasan usia pemain, sampai minimal mendaftarkan lima pemain U-23.
Poin terakhir cukup disorot. Tiap klub minimal wajib memainkan tiga pemain U-23 minimal 45 menit. Namun, regulasi itu diubah kembali.
Pengubahan ini terjadi pada awal putaran kedua. Klub tidak lagi diwajibkan memainkan pemain U-23 karena banyak dari mereka yang memperkuat timnas U-22 di SEA Games.
Advertisement
Kedatangan Duo Eks Chelsea
Persib Bandung menjadi buah bibir pada awal bursa transfer Liga 1 2017. Bukan tanpa sebab, Maung Bandung sukses mendaratkan duo mantan penggawa Chelsea, Michael Essien, dan Carlton Cole.
Kedatangan keduanya jelas memunculkan ekspetasi. Namun sayangnya, baik Cole maupun Essien sama sekali tak berikan dampak maksimal.
Bahkan, Cole harus diputus kontraknya tengah musim. Bayangkan saja, mantan pemain West Ham United dalam lima kali diturunkan tak sama sekalipun mencetak gol.
Â
Â
Persib Mundur Menit Ke-83
Dalam laga di Stadion Manahan, Solo, Jumat (3/11), kemenangan Persija atas Persib diwarnai kontroversial. Hal itu membuat kemarahan kubu Persib memuncak.
Persib sendiri mogok menit ke-83 dan memaksa wasit meniupkan peluit panjangnya. Mogoknya mereka dikarenakan beberapa hal yang memuncak.
Pertama, Persib menganggap gol Ezechiel N'Doassel harusnya sah. Kemudian diusirnya Vladimir Vujovic membuat emosi mereka memuncak.
Â
Advertisement
Meninggalnya Suporter Persib
Berita duka sempat menghinggapi dunia suporter Indonesia. Ricko Andrean Maulana, suporter Persib harus menghembuskan napas terakhirnya saat menjalani laga melawan Persija Jakarta di GBLA.
Ironisnya, Ricko meninggal karena dikeroyok rekan-rekannya sendiri. Dia dikira suporter Persija tapi ternyata seorang Bobotoh.
Islah damai sempat menjadi harapan dari kedua kubu. Diharapkan Ricko menjadi korban terakhir fanatisme buta.
Bhayangkara FC Menang WO
Komdis PSSI memutuskan kalau Bhayangkara FC menang WO atas Mitra Kukar. Hal itu merujuk dimainkannya Mohammed Sissoko dalam laga di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Jumat (3/11).
Mereka menganggap kalau mantan pemain Liverpool itu tengah dalam masa hukuman tambahan. Namun, pernyataan ini mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk Bali United.
Hal ini berpengaruh besar dalam perebutan juara. Sebab, kala itu poin Bhayangkara dan Bali United sangat tipis. Di ujung kompetisi, Bhayangkara FC tampil jadi juara dengan poin yang sama dari Bali United tapi unggul head to head.
Â
Advertisement
Soal Lisensi Klub
Setelah Liga 1 kelar, masih ada yang diributkan, yakni lisensi klub AFC. Bahkan, sang juara, Bhayangkara FC akhirnya tak bisa ke Asia karena masalah lisensi klub.
Banding-pun dilakukan. Namun, mereka bersama Persipura Jayapura, dan PSM Makassar tetap tak bisa jadi wakil Indonesia pada ajang kompetisi Asia.
Hingga akhirnya Bali United diputuskan ikut play-off Liga Champions, dan Persija Jakarta yang notabene finis di urutan keempat wakili Indonesia di AFC Cup 2018.
Eka Setiawan