Sukses

GABSI: Cabor Potensi Emas di Asian Games Harus Diutamakan

GABSI memprotes kebijakan Kemenpora yang memotong rencana anggaran biaya untuk pelatnas Asian Games.

Liputan6.com, Jakarta Keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memangkas Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pelatnas cabang olahraga (cabor) Asian Games 2018 menuai reaksi. Hilangnya 50 persen dari total anggaran cabor yang diajukan membuat beberapa pihak bingung, salah satunya Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI).

Ketua Umum PB GABSI, Ekawahyu Kasih, mengatakan pihaknya tidak setuju dengan adanya pemangkasan tersebut. Menurutnya, pemerintah seharusnya dapat memprioritaskan anggaran dana untuk cabor yang berpotensi meraih medali emas di Asian Games 2018.

"Kemenpora bilang dana minim ada Rp 600 miliar. Kalau dilihat, pemerintah kan menargetkan 15-20 medali emas untuk masuk 10 besar di Asian Games. Kalau kita anggap satu medali emas adalah Rp 20 miliar pembiayaannya, 15 medali emas itu cuma Rp 300 miliar. Mestinya uang itu bisa terfokus pada cabor-cabor yang ditargetkan dapat emas, jadi dapat anggaran prioritas," kata Ekawahyu seperti rilis yang diterima media.

"Lalu, dua emas misalnya dipotong jadi Rp 25 miliar, target 15-20 emas bisa terfokus. Barulah dana sisa, taruhlah sebesar Rp 300 miliar lainnya, dibagi rata ke cabor lain yang tidak ditargetkan emas. Indonesia kan mengejar sukses penyelenggaraan dan prestasi, kalau anjlok lagi, hancurlah Indonesia di mata dunia," ucapnya.

Bridge sendiri, ucap Ekawahyu, telah memberikan bukti prestasi. Teranyar, Indonesia berhasil menjadi juara umum dalam test event bridge road to Asian Games 2018 pada November-Desember 2017, dengan menyegel empat emas, satu perak, dan satu perunggu, mengalahkan 12 negara Asia lain termasuk China dan Jepang. Melawan rival yang lebih banyak di Asian Games nanti, GABSI berencana melakukan training camp di Amerika Serikat.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Proposal GABSI

Timnas Bridge Indonesia rebut 7 medali emas kejuaraan Asia Tenggara (istimewa)

Dalam proposal program, GABSI mengusulkan Rp 23 miliar untuk 32 atlet. Akan tetapi, Kemenpora hanya bersedia memberikan Rp 9 miliar untuk 12 atlet. Lebih lanjut, Ekawahyu menegaskan pihaknya belum menyetujui angka tersebut.

Jika nantinya hanya Rp 9 miliar yang didapat, ia mengatakan bridge akan melepas target dua emas dari enam nomor di Asian Games Agustus mendatang.

"Caranya bukan potong anggaran jadi 50 persen. Kita harus mengamankan target emas dengan dana yang ada (Rp 600 miliar). Kembali lagi, dengan alokasi kepada cabor unggulan, mudah kok. Dengan dana yang ada, (bagaimana) target tercapai dan semua cabor tetap ikut. Prioritas kan prestasi emas, bukan partisipatif. Ya, semua memang ikut, tapi tetap prioritas untuk cabor unggulan emas," kata Ekawahyu.

3 dari 3 halaman

Tak Pasang Target

Jika Kemenpora tak mengganti kebijakannya, PB GABSI sulit untuk mematok target emas seperti yang diinginkan pemerintah. Meski begitu, PB GABSI akan tetap mencoba untuk tetap menjalankan program.

"Saya katakan, kami bisa target dua emas apabila proposal kami yang sudah akurat dan sangat minim itu dipenuhi. Namun jika Kemenpora menegaskan tidak bisa memenuhi, tidak apa-apa, kami tetap akan menjalankannya, tetapi target dua emas itu tidak bisa kami pertanggungjawabkan," ucapnya.

Lebih lanjut, Ekawahyu berujar nominal yang diusulkan oleh GABSI dalam proposalnya sudah sesuai jika melihat try out dan training camp yang ada dalam daftar agenda GABSI. Rencananya, ucap Ekawahyu, GABSI melakukan try out di Eropa dan Amerika Serikat, sekaligus melakukan training camp bersama pelatih kenamaan di Negeri Paman Sam itu.