Liputan6.com, Surabaya - Persebaya Surabaya memperkenalkan jersey atau kostum pramusim 2018, sekaligus pembukaan store resmi ketiga mereka di kawasan Wiyung Surabaya, Jawa Timur, Minggu (7/1/2018).
Persebaya memperkenalkan empat jersey pramusim, terdiri dari empat warna. Oranye dan hitam untuk kostum kiper, kostum kandang hijau, tandang putih untuk pemain, yang semuanya dijual dengan harga Rp 250 ribu.
Â
Advertisement
Baca Juga
"Di jersey pramusim ini, tidak ada sama sekali sponsor. Sponsor baru akan dicantumkan saat jersey utama di Liga 1," terang Manajer Persebaya, Chairul Basalamah.
Pada musim ini, jersey yang di-launching masih terinspirasi jersey pramusim tahun 2017. Persebaya musim lalu bermain di Liga 2 dan sukses promosi ke Liga 1.
ÂDesain jersey pramusim kandang terinspirasi dari desain yang digunakan Persebaya saat era kompetisi perserikatan. Kostum itu didominasi warna hijau dan putih.
Terinspirasi 2007
Untuk jersey tandang terinspirasi dari desain Persebaya pada tahun 2007, dengan dominasi warna putih. Selain itu, jersey kiper home dan away terinspirasi pada kiprah Persebaya di Liga lndonesia musim 1997 yakni berwarna oranye.
Dia juga menjelaskan, dengan membuka gerai ketiga di kawasan Wiyung, Persebaya berjanji akan memperbanyak gerai-gerai di seluruh Kota Surabaya. Dengan banyaknya Persebaya Store di penjuru kota, akan memudahkan akses Bonek mendapatkan pernak-pernik resmi yang dikeluarkan Persebaya.
"Tidak berhenti di sini, kami akan dekati daerah lan. Kami ingin buka sebanyak mungkin Persebaya Store. Merchandise ini akan kami kelola dengan serius karena akan sangat membantu tim," katanya.
Advertisement
Mendukung Persebaya
"Dengan Anda membeli di Persebaya Store, berarti Anda (ikut) mendukung tim ini juga. Anda menjadi bagian dari tumbuhnya Persebaya. Kemarin kami sudah berusaha dari Liga 2 ke Liga 1, sekarang saatnya membangun Persebaya menjadi lebih baik lagi," ucapnya.
Chairul menambahkan, Persebaya masih terus berusaha untuk menjadi klub yang kuat dan sehat secara keuangan. Persebaya, sambung Chairul, memiliki cita-cita untuk menjadi salah satu klub sepak bola di Indonesia yang mampu hidup tanpa sokongan dana dari pemerintah atau pribadi tertentu.
"Kami mungkin salah satu klub yang bisa dijadikan contoh bahwa kami bisa hidup sehat. Kami bisa hidup dari penghasilan, salah satunya dari (penjualan) merchandise," ujarnya.