Sukses

SOROT BINTANG: Coutinho Penerus Dinasti Brasil di Barcelona

Barcelona telah mendapatkan lagi salah satu talenta terbaik Negeri Samba. Dia adalah Philippe Coutinho Correia.

Liputan6.com, Barcelona - Romario, Ronaldo, Rivaldo, Ronaldinho dan Neymar. Itu sederet bintang Brasil yang jadi simbol Barcelona dalam dua dekade terakhir. Kini, ada satu nama lagi yang menyusul. Dia adalah Philippe Coutinho Correia.

Ya, Barcelona telah mendapatkan lagi salah satu talenta terbaik Negeri Samba. Azulgrana harus merogoh kocek 160 juta euro atau sekitar Rp 2,58 triliun untuk mendapatkan tanda tangan pemain 25 tahun itu. Coutinho langsung diikat dengan kontrak jangka panjang sampai Juni 2023.

Gelandang Philippe Coutinho (AFP Photo/Lluis Gene)

"Aku sangat senang bisa bergabung dengan Barcelona. Aku selalu berkata tengah hidup dalam mimpi. Untuk bisa bermain sepak bola, memenangi berbagai gelar, membuat para suporter bahagia, dan bermain dengan senyuman. Itu semua adalah tujuanku," kata Coutinho seperti dilansir Soccerway.

"Luar biasa ketika mengetahui aku akan berada di sekitar para idola yang memiliki sejarah hebat seperti Lionel Messi, Luis Suarez, Andres Iniesta, Gerard Pique, Sergio Busquets, dan semua pemain hebat lainnya. Aku sangat senang saat akan bermain dengan mereka. Aku berharap bisa belajar, hidup, dan memenangi gelar bersama mereka," ujar Coutinho.

Coutinho jadi pemain ke-30 Brasil di Barcelona. Lucio Da Silva menjadi pemain asal Brasil pertama yang bergabung dengan Barcelona. Saat itu, Da Silva kurang sukses di Camp Nou karena hanya bermain dalam tiga pertandingan dengan catatan satu gol.

Gelandang baru Barcelona, Philippe Coutinho (AFP Photo/Lluis Gene)

Bakat-bakat sepak bola Brasil lalu membanjiri Barcelona pada era 1990-an. Nama-nama besar seperti Sonny Anderson, Romario, Ronaldo, dan Rivaldo menjadi idola publik Camp Nou.

Sukses mereka berlanjut ke era 2000-an awal lewat Sylvinho, Juliano Belletti, dan Ronaldinho. Teranyar, Barcelona menuai keuntungan dengan penjualan Neymar ke Paris Saint-Germain.

Kesuksesan pemain-pemain asal Brasil membuat Barcelona rela membayar mahal kepada Liverpool untuk mengamankan jasa Coutinho.

Gelandang Brasil, Philippe Coutinho Correia (AFP Photo/Josep Lago)

2 dari 3 halaman

Masa Kecil

Dari usia enam tahun, bakat Coutinho sudah kelihatan. Dia terus mengasah skillnya lewat futsal. Dengan ruang terbatas dan improvisasi yang lebih, Coutinho kecil terus berkembang.

Beberapa bulan kemudian staf pelatih Vasco da Gama mendekati arsitek dari sebuah turnamen setempat dan membujuknya untuk mengantar Coutinho menjalani uji coba di klub mereka. Namun, Coutinho kecil terlalu pemalu ketika menjalani uji coba di klub.

"Aku waktu itu menangis dan aku tak ingin bermain karena aku seorang pemalu," ujar Coutinho mengenang masa kecilnya saat menjalani trial di Vasco da Gama.

"Aku masih seorang yang baru dalam kelompok itu, semua orang saling mengenal dan waktu itu merasa tidak nyaman dan malu."

Namun, berkat nasihat dan motivasi dari keluarganta, Coutinho pun memberanikan diri mengikuti uji coba, hingga akhirnya diterima. Dukungan keluarga membuat kemampuan Coutinho semakin cepat berkembang, hingga akhirnya Inter Milan membelinya di usia 16 tahun dengan harga 4 juta euro.

Karena masih terlalu muda, Inter kemudian meminjamkan Coutinho selama dua musim lagi di Vasco da Gama, sebelum menariknya pada 2010 di usia 18 tahun.

Philippe Coutinho (AFP/Giuseppe Cacace)

3 dari 3 halaman

Blunder Inter

Begitu merapat ke Inter, Pelatih Inter kala itu, Rafael Benitez, menyatakan Coutinho sebagai masa depan La Beneamata. Sayang, pada musim 2011/12, Coutinho kesulitan mendapatkan tempat di tim inti, sehingga dipinjamkan ke Espanyol.

Philippe Coutinho (AFP/Paul Ellis)

Setelah kembali lagi ke Inter dari masa pinjamannya, La Beneamata membuat kesalahan fatal dengan menjual sang pemain ke Liverpool. Akhirnya Coutinho pun merapat ke Anfield dan berkembang jadi salah satu playmaker terbaik dunia.

Kini, si Penyihir Kecil sudah tiba di Camp Nou. Ia jadi penerus para legenda Brasil. Mampukah Coutinho menyamai prestasi para pendahulunya? Kita tunggu saja.