Liputan6.com, Barcelona - Philippe Coutinho telah resmi jadi milik Barcelona. Gelandang lincah asal Brasil itu diboyong El Blaugrana dari klub Inggris, Liverpool.
Di Liverpool, karier Coutinho memang menjulang bak meteor. Pria berusia 25 tahun itu pun tampil jadi idola Anfield, kandang keramat Liverpool.
Namun, siapa sangka, sebelum menjulang di Liverpool, dia sempat mengalami masa-masa sulit di Inter Milan, Italia. Sebelum bergabung dengan Livepool, pada 2013, Coutinho sempat lima musim membela Inter Milan.
Advertisement
Baca Juga
"Saya menjadi pemain profesional dengan menandatangani kontrak pertama saya saat berusia 16 tahun di Inter Milan. Saya masih sangat muda," pemain kelahiran Rio de Janeiro, 12 June 1992 itu bercerita.
Maka itu, dia mengaku sempat sangat kesulitan berkembang di Inter Milan. Sebagai pemain yang baru mentas ke dunia profesional, ketika itu, semua serasa baru bagi Coutinho.
Bahkan, kata Coutinho, ketika itu, dia bisa mati, tanpa mendapat dukungan dari keluarga. "Bagi seorang pemuda seperti saya, sangat sulit beradaptasi di Italia yang memiliki budaya berbeda dengan Brasil," ujarnya. "Saya datang ke Inter Milan bersama orangtua saya dan pacar, yang kini jadi istri saya."
Â
Belajar Banyak
Namun begitu, Coutinho mengaku belajar banyak di Italia. Terutama untuk menjadi seorang pemain profesional.
"Inter Milan ketika itu dipenuhi banyak pemain juara. Itu tentu saja merupakan pengalaman yang positif bagi saya. Tapi, juga pengalaman yang sulit," Coutinho menegaskan.
Dia menambahkan, "Yang jelas, ketika itu, saya sangat membutuhkan dukungan dari keluarga. Dan, mereka selalu ada di sisi saya."
Â
Advertisement
Tanpa Scudetto
Coutinho membela Inter Milan pada periode 2008-2013. Dia sempat menjalani beberapa masa kepelatihan, mulaii Jose Mourinho, Rafael Benitez, Claudio Ranieri, hingga Andrea Stramacioni.
Sayang, selama di Inter, dia tak mampu membawa tim jadi juara Serie A. Coutinho hanya mampu mengantarkan Barcelona menjuarai Piala Italia dan Piala Super Italia pada 2010.