Liputan6.com, Jakarta - Dengan titel master di bidang pendidikan, Geje Eustaquio bisa saja punya karier menjanjikan. Namun petarung asal Filipina ini memilih menjadi atlet ONE Championship.
Baca Juga
- CLS Knights Vs Alab Pilipinas: Jaga Asa Lolos ke Playoff
- Tri Rismaharini Bakar Semangat CLS Knights Indonesia
- Juara ABL 2012 Beri Saran Buat CLS Knights
Advertisement
"Saya selesai dengan gelar saya. Saya sangat antusias mengaplikasikannya di dunia kerja. Lalu saya mencoba mengajar selama satu tahun. Dunia saya mengecil. Lalu saya menyadari, saya terlalu muda untuk hal-hal seperti ini," ujar Eustaquio seperti dilansir situs resmi ONE Championship.
Eustaquio memang tumbuh di keluarga yang mengutamakan pendidikan. Petarung ONE Championship yang dijuluki Gravity ini memiliki dua adik perempuan yang bekerja sebagai suster dan di bidang mesin.
Eustaquio mengaku, hal tersebut memang lumrah di lingkungan tempat ia tumbuh. "Di wilayah kami, kulturnya sederhana. Anda sekolah, lulus, kemudian bekerja," ujar Eustaquio.
Â
Dilarang Orangtua
Berpindah haluan ke atlet beladiri bukan hal mudah bagi Eustaquio. Ia tak segan mengakui kalau sempat mendapat tentangan dari orangtuanya.
Menurut Eustaquio, keluarganya menganggap olahraga adalah gangguan untuk pendidikan. "Ketika saya berkuliah, mereka tidak ingin saya berkarier di olahraga karena itu gangguan. Mereka tak ingin saya jadi atlet beladiri," ujar Eustaquio.
Â
Advertisement
Berawal dari Kick Boxing
Karier beladiri Eustaquio berawal dari kick boxing. Olahraga itulah yang menarik minat Eustaquio untuk terjun menjadi atlet beladiri.
"Di komunitas kami, ada promosi kick boxing kecil-kecilan. Saya biasa menonton acara itu. Saya termotivasi untuk menjadi salah satu dari mereka. Saya ingin berkompetisi," kata Eustaquio.