Sukses

One Championship: Ajang Balas Dendam untuk Gravity

Gravity siap menuntaskan dendam kepada The Kazakh.

Liputan6.com, Manila - Petarung asal Filipina, Geje Eustaquio atau yang biasa disapa Gravity akan melakoni ajang ONEChampionship melawan Kairat Ahkmetov. Akhmetov sendiri adalah mantan juara dunia kelas terbang.

Duel ONE Championship antara Gravity dan Akhmetov yang dijuluki The Kazakh itu akan berlangsung di Mall of Asia Arena, Manila, Filipina, Jumat (26/1/2018). Ini akan menjadi pertandingan ulang dari duel tiga putaran mereka yang berlangsung ketat pada September 2017.

Untuk kali ini, Gravity dan The Kazakh bakal melakoni pertarungan lima ronde untuk merebut gelar One Interim Flyweight World Champion.

Gravity sendiri adalah petarung yang dibesarkan dengan mengidolakan Bruce Lee. Ia pun benar-benar ketagihan usai menonton acara kickboxing junior di kota Baguio City. Hal itu yang membuatnya mempelajari kickboxing.

Dari sana, ia mendapatkan tempat di tim wushu Filipina hingga mampu mendapatkan beasiswa wushu di University of the Cordilleras. Di tempat itu, ia pun bertemu dengan pelatih Mark Sangiao yang terus menjadi pembibingnya di bawah panji Team Lakay.

Sejak melakoni debut profesionalnya pada 2011, Gravity telah mengalahkan petarung-petarung seperti Saiful Merican, Anatpong Bunrad, Gianni Subba, hingga juara One Strawweight World Champions, Alex Silva.

 

2 dari 2 halaman

Balas Dendam

Sayang, saat melakoni pertarungan dengan The Kazakh pada September 2017, Gravity justru menelan hasil buruk. Permain sabar The Kazakh terbukti mampu meruntuhkan ketangguhan Gravity. Meski banyak yang menilai malam itu adalah milik Gravity, The Kazakh yang tetap dinobatkan sebagai pemenang.

"Saya kehilangan fokus dalam rencana pertarungan dan membiarkan diri saya terkendali dengan kecepatan Akhmetov ketimbang mendikte pergerakan kakinya," aku Gravity soal pertemuan sebelumnya dengan The Kazakh.

Kini, petarung berusia 28 tahun itu siap mengusung balas dendam kepada The Kazakh. Untuk menjadi pemenang, ia pun mencoba mengevaluasi berbagai hal. Ia melatih sistem pertahanan dan permainan dasar secara keseluruhan. Kepercayaan dirinya begitu tinggi jelang bentrokan tersebut.

"Saya siap untuk semua orang yang ingin bersorak melawan saya. Saya datang dengan mentalitas bahwa saya akan melawan dunia. Dan saya siap untuk itu," tegasnya.