Liputan6.com, Jakarta Persija Jakarta hampir masti menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai kandang mereka di musim 2018. Tak hanya untuk Piala AFC, tapi kemungkinan besar juga untuk markas di Liga 1.
Hal itu sudah ditegaskan Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade saat ditemui di GOR Sumantri, Jakarta, Senin (29/1/2018). Ia mengungkapkan sudah mendapatkan surat balasan resmi terkait perizinan dengan pihak Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK).
Advertisement
Baca Juga
Ke depannya, Gede akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Namun, ada beberapa hal yang menjadi catatan jika tim Macan Kemayoran sudah 100 persen diizinkan menggunakan GBK. Yang paling utama adalah ketertiban dari The Jakmania, kelompok suporter Persija.
Mengingat GBK adalah venue utama untuk Asian Games, Persija Jakarta pun meminta kepada Jakmania untuk menjaga semua fasilitas yang ada di sana. Apalagi, biaya sewa yang harus dikeluarkan Persija juga sudah terlampau mahal.
"Jadi begini, ini yang perlu disikapi oleh teman-teman suporter, bahwa uang sewanya 540 juta, jaminannya 1,5 miliar, berarti sekali main kita harus menanamkan uang sekitar 2 miliar 40 juta. Apabila terjadi kerusakan, uang jaminan kita akan dipotong," ungkap Gede.
Â
Tegaskan Jakmania
Gede sendiri tak ingin GBK yang sudah mengalami perbaikan signifikan setelah proses renovasi menjadi rusak akibat ulah-ulah pihak yang bertanggung jawab. Karenanya, ia meminta Jakmania untuk menjadi suporter yang dewasa. Hal itu juga penting untuk terus mendapatkan izin tampil di GBK.
"Makanya saya sangat mengharapkan, yang pasti satu keselamatan dari penonton, keamanan, dan kenyamanan dari aset. Asian Games sudah di depan mata. Daripada nanti kita dilarang, kan repot kita," ungkap Gede.
Jika dibandingkan dengan Stadion Patriot, Bekasi, pengeluaran Persija saat tampil di GBK memang naik hingga 10 kali lipat. Pasalnya, dulu harga sewa di Patriot hanya Rp 50 juta. Dan uang jaminannya pun hanya Rp 15 juta.
"Pilihannya cuma satu, kalau tidak tertib, ya kita dilarang sama GBK. Kan yang punya kewenangan GBK. Yang rugi juga Persija dan Jakmania. Jadi tolonglah. Tahun ini memang berat buat kita, tapi jangan siapa yang mencari yang salah, ini kan kepentingan nasional," tegasnya.
Advertisement