Liputan6.com, Gianyar- Bhayangkara FC gagal berkiprah lebih lama di ajang Piala Presiden 2018. Mereka tersingkir di penyisihan Grup E.
Bhayangkara FC gagal melaju ke perempat final setelah kalah selisih gol dari Arema FC. Di laga terakhir, tim asuhan Simon McMenemy itu hanya mampu bermain imbang lawan Singo Edan.Â
Baca Juga
Advertisement
Kegagalan ini sangat disesalkan CEO Bhayangkara FC, Royke Lumowa. Ia menyayangkan timnya tak bisa meraih prestasi tinggi seperti di Liga 1.
Kekecewaan Royke ini terutama dirasakan saat Bhayangkara FC bermain seri melawan Persela Lamongan. "Kita sudah unggul..., eh malah kekejar," kata Royke kepada Liputan6.com.
"Begitu juga saat bertemu Arema FC. Harusnya menang, tapi Dewi Fortuna tak memihak kita," ujar Royke yang juga menjabat Kakorlantas Polri ini.
Meski begitu, Royke tak mau meratapi kegagalan itu. Ia malah optimistis Bhayangkara FC bisa berbicara lebih banyak di Liga 1. "Saya optimistis bisa mempertahankan gelar."
Â
Â
Keputusan Keliru
Pada bagian lain Royke sempat mengutarakan pandangannya tentang kepemimpinan wasit di kompetisi Indonesia. Royke menilai soal pengadil di lapangan ini masih perlu banyak perbaikan.
Royke mencontohkan soal ketajaman dan kejelian wasit dalam mengambil keputusan. Saat bergulirnya Liga 1 termasuk Piala Presiden beberapa waktu lalu, masih banyak keputusan yang keliru.
"Bagaimana wasit melihat posisi offside atau soal pelanggaran, betul atau tidak itu," ujarnya.
Advertisement
Wasit Asing
Karena itu, Royke menyebut kompetisi di Indonesia masih memerlukan kehadiran wasit asing. Ia menyebut kepemimpinan wasit asing sudah sangat baik.
"Saya lihat mereka banyak membantu. Wasit kita bisa belajar banyak kepada mereka," kata Royke.