Liputan6.com, Madrid - Dalam beberapa musim terakhir, Cristiano Ronaldo tak lagi mengemban tugas sebagai penyerang saja. Saat ini ia lebih banyak bermain dengan peran sebagai nomor 9. Hal itu dilakukannya bukan tanpa alasan.
Sejak dulu, Ronaldo lebih dikenal sebagai penyerang sayap yang tajam. Posisi itu yang diembannya saat membela Sporting Lisbon, Manchester United, dan beberapa musim bersama Real Madrid. Dengan posisi itu pula, ia masuk dalam kategori salah satu pemain terbaik di dunia.
Advertisement
Baca Juga
Akan tetapi, kali ini pemain asal Portugal itu tak lagi mengemban tugas sebagai penyerang sayap. Di Real Madrid, pelatih Zinedine Zidane memainkannya dengan peran nomor 9. Hingga musim lalu, peran itu justru membantunya untuk lebih produktif.
Guillem Balague yang notabene pengamat sepak bola Sky Sports pun sudah memprediksi perubahan Ronaldo. Menurutnya, Ronaldo tak bisa membohongi dirinya bahwa usianya terus bertambah. Karena hal itu, ia harus mengubah gaya permainannya.
"Saya katakan beberapa tahun lalu bahwa ia telah mencapai puncaknya secara fisik. Banyak orang yang salah mengerti dengan mengatakannya akan pensiun. Tidak seperti itu. Yang saya maksud adalah ia mencapai puncaknya dan harus mengubah permainannya," kata Balague.
"Itulah yang ia lakukan dalam beberapa tahun terakhir. Ia menjadi striker, nomor 9. Cristiano telah memainkan hampir 900 laga profesional dan rata-rata ia mencetak 0,7 gol. Bagi saya, ia adalah pencetak gol terbaik dalam sejarah pertandingan," ia menambahkan.
Â
Ketajaman Menurun
"Ia melakukannya saat semua orang belajar untuk mengetahui kekuatannya dan mengetahui bagaimana cara menghentikan kolektivitasnya, ketika segalanya dipelajari secara detail. Tapi, ia masih mencetak gol," ujar Balague.
Sayang, belakangan ini tingkat kualitas pemain yang baru berusia 33 tahun pada 5 Februari 2018 itu tengah menurun. Bahkan, musim ini menjadi catatan terburuknya sejak 2010. Musim ini, Ronaldo baru mencetak total 20 gol di semua kompetisi.
Rinciannya 8 gol di La Liga, 9 di Liga Champions, dan 3 di ajang lain seperti Piala Super Spanyol, Eropa, dan Piala Dunia Klub. Pada 2010, saat berusia 25 tahun, ia tak bisa tampil melawan Espanyol di lanjutan La Liga 2009/10.
Itu karena ia mendapatkan kartu merah saat melawan Malaga di laga sebelumnya. Ditambah dengan cedera selama dua bulan, ia makin sulit untuk mencetak gol. Meski begitu, rata-rata golnya masih 1, yaitu mencetak 15 gol dari 16 pertandingan.
Â
Advertisement