Liputan6.com, Munich - Superioritas Real Madrid tak kembali terlihat di musim 2017/2018. Kini, para lawan begitu mudah memaksa Los Blancos mengakhiri laga tanpa kemenangan. Bahkan, beberapa dari mereka adalah tim medioker.
Ya, penampilan Real Madrid di musim ini tak sehebat reputasinya. Padahal, mereka datang sebagai juara bertahan La Liga dan pemenang Liga Champions dua musim beruntun. Hanya Madrid yang bisa menjadi juara Liga Champions dalam dua musim berturut-turut.
Advertisement
Baca Juga
Mereka juga menyempurnakan musim dengan menjadi juara Piala Super Eropa, Piala Super Spanyol, dan Piala Dunia Antarklub 2017. Seharusnya, mereka bisa mengarungi musim ini dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Faktanya, El Real justru menjadi tim yang tak konsisten. Peluang untuk menjadi juara Copa del Rey sudah sirna. Untuk mempertahankan trofi La Liga, mereka butuh keajaiban besar. Alhasil, Liga Champions menjadi satu-satunya peluang yang masih bisa dimaksimalkan.
Untuk menjadi juara tiga musim beruntun, jalan yang harus dilalui Real Madrid pun tak mudah. Mereka harus melewati hadangan Paris Saint-Germain (PSG) pada babak 16 besar di mana leg pertama akan dihelat di Santiago Bernabeu, 14 Februari 2018.
Â
Aktivitas Transfer
 "Apa yang terjadi dengan Madrid adalah normal, terutama jika Anda telah memenangkan Liga Champions dua kali dan juga menjadi juara di Spanyol. Tapi, Anda tak boleh mencoret Madrid dari Liga Champions. Mereka memiliki pengalaman lebih dari PSG. Saya percaya mereka akan menang," kata pelatih Bayern Munchen, Jupp Heynckes, dilansir Goal.
Menurut Heynckes, salah satu alasan keterpurukan tim besutan Zinedine Zidane itu adalah aktivitas transfer yang buruk. Di musim panas 2017, mereka kehilangan tiga pemain hebat, yakni Alvaro Morata, James Rodriguez, dan Pepe.
Ironisnya, Madrid justru tak berupaya mendatangkan pengganti yang sepadan. Mereka hanya merekrut Theo Hernandez dan Dani Ceballos. Di musim dingin 2018, mereka juga sama sekali tak belanja pemain baru.
Â
Advertisement
Kombinasi Skuat
 Langsung atau tidak, dampak dari kebijakan buruk itu terlihat pada permainan Madrid. Di Copa del Rey, mereka dipaksa angkat koper saat melawan tim papan bawah Leganes.
Di La Liga, mereka tertahan di urutan keempat dengan koleksi 38 poin, terpaut 19 poin dari Barcelona. Bahkan, mereka juga hanya unggul dua poin atas Villarreal.
"Mereka belum melakukan pembelian besar dan berpikir bahwa dengan para pemain muda, mereka bisa mengimbanginya. Anda butuh perpaduan yang sangat bagus antara muda dan tua, antara pemain berpengalaman dan yang lapar," ujar Heynckes.