Sukses

5 Klub yang Melemah Usai Juara Premier League

Ada 5 klub yang melempem setelah menjadi juara Premier League musim sebelumnya.

Jakarta - Premier League memiliki keunikan dalam beberapa musim terakhir. Hal itu karena juara bertahan hampir selalu mengalami keterpurukan pada musim selanjutnya.

Baca Juga

  • Conte Bingung Tentukan Lini Depan Chelsea
  • Ini Alasan Arsenal Pernah Sia-siakan Bakat Harry Kane
  • Manchester United Kalah, Juan Mata Curhat Melalui Blog

Contoh terbaru adalah Chelsea pada musim 2017-2018. Skuat asuhan Antonio Conte tampil dominan ketika menjuarai Premier League 2016-2017, tetapi inkonsisten pada musim ini.

The Blues mengawali musim dengan hasil negatif setelah takluk 2-3 dari Burnley pada pekan pertama Premier League 2017-2018. Sempat naik hingga menempati peringkat ketiga, Chelsea justru tampil inkonsisten.

Performa Alvaro Morata dan kawan-kawan semakin menurun drastis sewaktu memasuki pekan ke-22 Premier League. Mereka kalah telak dalam dua pertandingan beruntun dari Bournemouth (0-3) dan Watford (1-4).

Hingga pekan ke-27 Premier League musim ini, Chelsea baru mengoleksi 16 kemenangan. Jumlah itu berbeda jauh dengan musim lalu saat mereka meraih 21 kemenangan pada periode yang sama.

Tidak hanya itu, jumlah kekalahan The Blues juga meningkat dibanding musim lalu. Ketika merengkuh trofi Premier League, Chelsea menelan lima kekalahan sepanjang musim, sedangkan saat ini mereka sudah enam kali takluk.

Chelsea bukan satu-satunya juara bertahan Premier League yang melempem pada musim selanjutnya. Berikut ini adalah lima klub lain yang bernasib serupa:

 

2 dari 6 halaman

Leeds United 1992-1993

Leeds United membuat kejutan ketika menjadi juara Liga Inggris 1991-1992. Kebetulan, musim itu merupakan terakhir format lama Liga Inggris sebelum berganti menjadi Premier League.

Mereka sukses mengalahkan Manchester United asuhan Sir Alex Ferguson dalam perebutan juara Liga Inggris. Prestasi itu berhasil mereka raih berkat kontribusi pemain seperti Gordon Strachan, Gary McAllister, dan Eric Cantona.

Akan tetapi, performa Leeds United merosot drastis ketika format baru, Premier League, diberlakukan pada musim 1992-1993. Sepanjang musim Leeds United gagal meraih kemenangan setiap bertandang ke markas lawan.

Leeds United justru nyaris terdegradasi pada musim tersebut setelah hanya menempati peringkat ke-17 klasemen akhir dengan koleksi 51 poin. The Peacocks hanya unggul dua poin dari Crystal Palace yang terdegradasi.

 

3 dari 6 halaman

Blackburn Rovers 1995-1996

Sebelum Chelsea dan Manchester City mengeluarkan uang besar-besaran untuk meraih prestasi, Blackburn Rovers lebih dulu melakukannya. The Rovers pun sukses menjadi juara Premier League 1994-1995.

Kala itu, Blackburn diperkuat nama-nama seperti Tim Sherwood, Graeme Le Saux, dan Mark Atkins. Selain itu, di lini depan mereka punya duet maut, Chris Sutton dan Alan Shearer.

Sejatinya, tidak ada pemain kunci Blackburn yang hengkang pada musim selanjutnya. Namun, manajer Kenny Dalglish diangkat menjadi direktur sepak bola sehingga sistem permainan klub berantakan.

Perubahan manajer membuat Blackburn limbung pada musim selanjutnya. Mereka hanya mampu menempati posisi ketujuh klasemen akhir Premier League 1995-1996.

 

4 dari 6 halaman

Manchester United 2013-2014

Sir Alex Ferguson meninggalkan Manchester United dengan kenangan manis setelah menjuarai Premier League 2012-2013. Gelar itu merupakan trofi Premier League ke-13 The Red Devils bersama manajer asal Skotlandia tersebut.

Trofi tersebut sekaligus menjadi bukti kehebatan Ferguson sebagai manajer. Sebab, David Moyes yang ditunjuk sebagai pengganti gagal total pada musim selanjutnya.

Padahal, Moyes mewarisi skuat yang hampir sama dengan milik Ferguson. Namun, The Red Devils hanya menempati posisi ketujuh klasemen akhir Premier League 2013-2014.

Catatan tersebut membuat Moyes dipecat sebelum musim berakhir. Posisi eks manajer Everton tersebut digantikan oleh Ryan Giggs sebagai caretaker.

 

5 dari 6 halaman

Chelsea 2015-2016

Kedatangan kembali Jose Mourinho ke Chelsea pada musim 2013-2014 disambut skeptis oleh para pencinta The Blues. Apalagi mereka gagal meraih satu trofi pun pada musim tersebut.

Nyatanya, Mourinho memberikan bukti pada musim selanjutnya. Manajer asal Portugal itu sukses memimpin The Blues meraih dua gelar, Premier League dan Piala Liga Inggris.

Meski begitu, performa The Blues menurun setelah menjuarai Premier League 2014-2015. Chelsea hanya menempati peringkat ke-10 klasemen akhir musim tersebut.

Mourinho pun dipecat pada pertengahan musim. Posisinya digantikan oleh manajer asal Belanda, Guus Hiddink. Hal itu membuat Hiddink dua kali menjadi caretaker The Blues.

 

6 dari 6 halaman

Leicester City 2016-2017

Leicester City nyaris terdegradasi pada Premier League 2014-2015. Alhasil, tidak ada yang menyangka mereka justru merengkuh trofi Premier League musim selanjutnya.

Di bawah asuhan Claudio Ranieri, Leicester sukses menjuarai Premier League. Berbekal pemain-pemain seperti Jamie Vardy, Riyad Mahrez, dan N'Golo Kante, The Foxes mengejutkan pencinta sepak bola Inggris.

Akan tetapi, Leicester memulai musim selanjutnya dengan kekalahan dari tim promosi, Hull City. Kepergian Kante tidak dapat ditutup dengan sempurna oleh pemain baru seperti Islam Slimani dan Ahmed Musa.

Ranieri yang mempersembahkan trofi Premier League satu-satunya untuk Leicester dipecat pada Februari. The Foxes hanya mengakhiri musim di peringkat ke-12.

Sumber: www.bola.com

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini