Sukses

Persija Masih Diizinkan Pakai SUGBK di Piala AFC

Persija masih diberi toleransi untuk menggunakan SUGBK.

Liputan6.com, Jakarta - Persija Jakarta dapat bernapas lega. Tim berjuluk Macan Kemayoran ini diizinkan untuk bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada Piala AFC 2018.

Sebelumnya, nasib Persija untuk berkandang di SUGBK terancam. Ini karena imbas dari kericuhan yang dilakukan oleh suporter Jakmania pada final Piala Presiden 2018 di SUGBK, Sabtu (17/2/2018).

Beberapa fasilitas dan infrastruktur SUGBK rusak karena ulah tidak terpuji dari sebagian kecil oknum Jakmania. Padahal, venue ini baru dipercantik untuk perhelatan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

Direktur Utama Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Winarto mengutarakan, izin Persija untuk menggunakan stadion termegah di Indonesia ini tidak mengalami masalah. Dengan begitu, tim berjuluk Macan Kemayoran itu kian mantap menjamu Tampines Rovers (Singapura) pada partai kedua Grup H Piala Presiden pada 28 Februari 2018.

“Kita masih pembicaraan sekarang. Nanti kita bicara lagi. Juga harus mengedukasi (suporter), kita bersyukur tidak jadi kericuhan suporter dan tidak ada korban. Tapi kita sesalkan kerusakannya,” ucap Winarto saat dihubungi wartawan.

 

 

2 dari 3 halaman

Dibicarakan Per Pertandingan

Persija harus merogoh kocek hampir Rp 2 miliar untuk menyewa SUGBK. Dengan rincian, Rp 450 juta untuk tarif sewa, dan Rp 1,5 m sebagai uang jaminan.

Di sisi lain, Winarto bakal mengkaji ulang kembali izin Persija menggunakan SUGBK setelah melawan Tampines Rovers. Dapat diartikan, Macan Kemayoran telah meneken kontrak atau memberikan uang panjar tanda jadi memakai SUGBK untuk sekali pertandingan ke depan.

“Asalkan tidak bentrok dengan kegiatan Asian Games, kita terbuka,” imbuh Winarto.

3 dari 3 halaman

Terbuka untuk Pemakaian

Winarto terbuka untuk segala pihak yang ingin memakai SUGBK. Asalkan, tidak berbenturan dengan aktivitas yang berkaitan dengan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

“Stadion ini terbuka untuk publik, yang datang duluan kita layani dulu. Tapi khusus 2018, kita ada Asian Games. Sejauh tidak digunakan untuk kegiatan Asian Games, tentu kita terbuka untuk perizinan,” tutup Winarto.