Liputan6.com, Jakarta Pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso, mengatakan bahwa dia ingin tetap menjadi pelatih secara permanen. Ini diucapkan setelah dia mampu membawa AC Milan lolos ke babak 16 besar Liga Europa.
Gattuso awalnya dipromosikan dari tim muda Primavera untuk memimpin tim senior sampai akhir musim. Gattuso ditunjuk jadi pelatih menggantikan Vincenzo Montella dipecat pada bulan November lalu.
Advertisement
Baca Juga
Mantan gelandang AC Milan ini, membawa kemajuan bagi klubnya. Klub raksasa Italia itu, kini tak terkalahkan dalam 11 pertandingan di semua kompetisi menyusul kemenangan 1-0 atas Ludogorets di Liga Europa.
Ditanya tentang masa depannya bersama AC Milan. Apalagi, setelah direktur olahraga Massmiliano Mirabelli mengatakan bahwa dia ingin Gattuso bertahan di klub hingga musim depan, pelatih berusia 40 tahun tersebut mengatakan kepada Sky Sport Italia: "Anda harus bertanya kepada klub itu.
"Saya selalu memberikan jawaban yang sama, karena itulah yang saya percaya," ujarnya. "Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjadi pelatih AC Milan. Ini juga banyak tekanan dan tanggung jawab, tapi saya suka itu."
"Saya selalu berterima kasih kepada Mirabelli dan Fassone karena telah memberi saya kesempatan ini dan saya harap ini berlanjut."
Bermain Baik
Pada bagian lain Gattuso mengomentari hasil laga di Liga Europa. Seperti diketahui, AC Milan lolos ke babak 16 besar Liga Europa dengan skor agregat 4-0.
Mereka menyingkirkan Ludogorets di San Siro Stadium dengan skor 1-0 pada leg kedua Liga Europa, Kamis (22/2/2018) atau Jumat dini hari WIB.
"Saya tidak ingin mengakui dan mempercayai bahwa kami akan bermain dengan baik," kata Gattuso pasca pertandingan. "Rasanya seperti pertandingan yang mudah, tapi saya tidak rileks karena saya tahu jenis permainan ini bisa berubah dengan cepat," kata Gattuso.
Advertisement
Reputasi Bagus
Performa Gattuso sontak menuai pujian. Mantan pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti, pun mengakui bahwa rapor positif ini adalah berkat tangan dingin Gattuso.
Sebelum menangani Milan, Gattuso tak memiliki reputasi bagus sebagai pelatih. Sebagian besar kariernya berakhir dengan pemecatan. Klub-klub yang sempat berada di bawah naungannya adalah Sion, Palermo, OFI Crete, dan Pisa.