Liputan6.com, Jakarta - Berbagai variasi bumbu cerita memanaskan duel Manchester United (MU) dengan Chelsea di Old Trafford, Minggu (25/2/2018). Rivalitas pelatih Jose Mourinho dan Antonio Conte merupakan salah satunya.
Posisi kedua klub yang tidak terlibat persaingan juara Liga Inggris musim ini turut menarik. Namun, di antara berbagai aspek, status Paul Pogba di MU adalah kisah yang patut dikedepankan.
Advertisement
Baca Juga
Bernilai 89,3 juta poundsterling, Pogba belum mengeluarkan penampilan terbaik bagi The Red Devils. Penyebabnya adalah preferensi formasi Mourinho.
Memiliki formasi favorit 4-2-3-1, Mourinho menduetkan Pogba dan Nemanja Matic untuk menyeimbangkan permainan tim. Namun, posisi tersebut dipercaya menghalangi Pogba mengeluarkan kemampuan terbaik. Sebab, dia harus membantu rekan-rekan menahan serangan lawan.
Pemain berusia 24 tahun itu dinilai lebih cocok menjadi gelandang kiri pada sistem 4-3-3. Di sini Pogba dapat menggunakan kelebihannya memprakarsai serangan MU. Tidak terlalu dituntut melapis pertahanan, dia juga dapat memaksimalkan tendangan keras demi merobek gawang lawan.
Meregang
Perbedaan akan hal itu disinyalir membuat hubungan Mourinho dan Pogba meregang. Memegang kuasa akan strategi tim, Mourinho menunjukkan otoritasnya dengan mencadangkan Pogba pada leg pertama 16 besar Liga Champions melawan Sevilla, Rabu (21/2/2018) atau Kamis (22/2/2018) WIB.
Padahal dia menerapkan pola 4-3-3 di duel yang berakhir 0-0 itu. Alih-alih mengandalkan Pogba, Mourinho menurunkan gelandang muda Scott McTominay yang sebelumnya baru sekali mengisi tim utama di Liga Champions.
Keputusan ini ditenggarai sebagai bentuk hukuman Mourinho kepada Pogba, yang tiba-tiba menghilang pada laga Piala FA melawan Huddersfield Town beberapa hari sebelumnya. Dia mengaku sakit.
Tapi, Mourinho merasa Pogba membangkang mengingat dirinya tidak merasakan masalah pada latihan jelang pertandingan.
"Perselisihan ini sebenarnya membingungkan. Mourinho butuh pemain terbaik untuk mengembalikan kejayaan MU. Maka mengherankan jika dia kemudian terkesan membuat Pogba tidak kerasan. Apalagi mengingat Pogba bukanlah pemain badung," tulis Barney Ronay pada kolomnya di Guardian.
Advertisement
Polesan Conte
Kesulitan Mourinho dan Pogba bertambah menarik karena posisi Conte. Sebab, dialah membantu mendidik Pogba.
Conte menangani Pogba mulai 2011 selama dua musim. Ketika itu dia menginstruksikan Pogba dan Arturo Vidal mengapit deep playmaker Andrea Pirlo.
Dengan komposisi tersebut, Juventus menunjukkan dominasi di pentas domestik. Pogba pun perlahan membangun reputasi menjadi salah satu gelandang terbaik dunia.
"Pogba mulai mencuat bersama Conte. Dia berubah dari pemain muda yang datang gratis ke anggota penting tim. Conte merupakan sosok penting pada kariernya," ujar jurnalis Sky Italia, Francesco Cosatti.
Reaksi Pogba
Dengan kondisi ini, pergerakan Pogba pada laga melawan Chelsea akan diperhatikan benar. Belum diketahui apakah Mourinho bakal menurunkan 4-3-3 pada partai ini. Dan kalaupun demikian, posisi Pogba di starting eleven tetap dalam tanda tanya.
Jika kedua syarat itu terpenuhi, sorotan pun tertuju ke performa Pogba. Akankah dia memperlihatkan kualitas di posisi terbaik? Atau justru Conte mampu menyusun strategi untuk meredam mantan anak asuhnya?
Sembari menunggu jawaban berbagai pertanyaan itu, Mourinho tetap memberikan dukungan bagi sang pemain. Pelatih berkebangsaan Portugal tersebut memuji reaksi Pogba ketika dicadangkan. "Pogba menunaikan tugas baik dan profesional. Dia selalu siap membantu tim," kata Mourinho.
Advertisement