Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Persija, Gede Widiade, ternyata bukan pemilik mayoritas saham di klub berjulukan Macan Kemayoran. Dia hanya seorang pegawai yang mendapat kontrak kerja.
Pada 14 Maret 2017, Gede memang diperkenalkan sebagai Direktur Utama Persija. Saat menggelar konferensi pers, Ketua Umum Persija Ferry Paulus menyebut, Gede datang membawa dana Rp 30 miliar. Dan, uang itu untuk menutupi utang Persija.
Advertisement
Baca Juga
Namun kenyataannya, Gede tidak punya saham di klub asal ibu kota itu. PT Jakarta Indonesia Hebat (JIH) yang mengusai saham mayoritas Persija sebanyak 80 persen.
Saham PT JIH hanya dibagi pada dua orang: Kokoh Afiat dan Joko Driyono. Namun, pembagian keduanya timpang, 95 persen untuk Jokdri, 5 persen untuk Kokoh.
"Saya hanya profesional. Di dalam akta, saya dikontrak empat sampai lima tahun menjadi Direktur Utama Persija. Tapi sebelum kontrak saya berakhir, bisa saja saya dipecat, bisa itu besok atau lusa," ujar Gede di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Rabu (7/3/2018).
Â
Utang Lunas
Gede juga mengklaim semua utang Persija saat masih di bawah kepemimpinan Ferry Paulus sudah lunas. Sebelumnya, Macan Kemayoran punya utang sebesar Rp 90 miliar.
 "Utang sudah lunas, dulu kan saya bawa Rp 30 miliar. Sisanya? Ada 'malaikat' yang membantu melunasi utang," kata pria berkacamata itu sambil tersenyum.
Advertisement
Pemilik Sah
Gede enggan memberi keterangan lebih lanjut mengenai 'malaikat' yang membantu melunasi utang juara Piala Presiden 2018 itu. Namun, dia mengakui bahwa Djoko Driyono merupakan pemilik sah Persija secara akta.
 "Saya di Persija hanya mau sebagai Direktur Utama dan profesional, pemiliknya siapa terserah. Kesepakatan itu harus disepakati. Selama itu tidak melanggar itu tidak masalah," ucap Gede.