Sukses

Persija Mulai Pikirkan Dampak Diundurnya Jadwal Liga 1

Mundurnya jadwal Liga 1 dikhawatirkan bisa memberi dampak luas bagi Persija

Liputan6.com, Jakarta Persija Jakarta mengeluhkan mundurnya jadwal Liga 1 2018. Direktur Utama Macan Kemayoran, Gede Widiade, menyebut timnya mengalami kerugian bila jadwal kompetisi belum pasti.

Awalnya, kick off Liga 1 2018 bakal dimulai pada 10 Maret mendatang. Namun, PT Liga Indonesia Baru memundurkannya sampai batas yang belum ditentukan. Masalah jadwal ini akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham, Kamis (8/3/2018) di Hotel Sultan, Jakarta.

Mundurnya jadwal Liga 1 2018 sempat mendapat sorotan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Menpora pun sempat menanyakan dampaknya kepada Persija.

"Saya sampaikan tadi adalah kalau (jadwal Liga) mundur terlalu lama, lalu selesainya kompetisi itu tetap, berarti kan waktunya sempit. Ini akan menjadi kerugian bagi kami," ucap Gede di Kantor Kemenpora, Rabu (7/3/2018).

"Kalau waktunya sempit, berarti durasi pertandingan yang seharusnya tiap bulan tiga atau empat, sekarang menjadi lima. Apalagi saya sekarang bersama Persija dan Bali United kan ikut AFC. Bisa-bisa kami tidak hanya ikut empat atau lima pertandingan tapi enam atau tujuh pertandingan per bulan," ujarnya menambahkan.

2 dari 3 halaman

Krisis Pemain

Masalah ini jadi hal yang paling ditakutkan Gede. Pasalanya, bisa saja Macan Kemayoran mengalami krisis pemain dengan banyaknya pertandingan yang dilakukan dalam waktu sebulan.

"Nah, itu mengakibatkan rentan cedera dan cost tinggi. Karena bayangkan kalau kemarin kami main di Vietnam, kota kecil, sulit, lalu pulang ke Indonesia sudah harus kompetisi, itu kan menyulitkan kami," ucap Gede.

3 dari 3 halaman

Kekurangan Pemain

Molornya jadwal sangat disesalkan oleh Gede. Tak hanya cedera, jumlah pemain Persija bisa saja mengalami kekurangan karena panggilan Timnas Indonesia yang akan tampil di Asian Games 2018.

"Sebenarnya ini (kompetisi Liga 1) kalau dimulai Februari, relatif lebih enak. Jadi durasinya panjang, per pekan hanya main sekali atau dua pekan sekali tanding. Mutu dan kualitas pertandingan lebih bagus. Timnas (tim nasional) akan lebih mudah menyeleksi pemain-pemain yang akan dipakai. Jadi banyak kepentingan," katanya.