Paris - Real Madrid menciptakan lara fans Paris Saint-Germain (PSG). Real Madrid juga membuat uang 896 juta pounds atau sekitar Rp17 triliun menjadi terbuang percuma.
Situasi itu terjadi setelah Real Madrid menyingkirkan PSG dari pentas Liga Champions 2017-2018. Langkah PSG terhenti pada fase 16 Besar. Mereka kalah agregat 2-5 dari Real Madrid.
Baca Juga
- Manchester City Dianggap Belum Selevel Real Madrid dan Barcelona
- Liga Champions Jadi Kompetisi Favorit Real Madrid?
- Real Madrid Bidik Bek AC Milan
Advertisement
Kegagalan di pentas Liga Champions musim ini menambah catatan negatif PSG kala berada di persaingan zona Eropa. Tak hanya itu, gelontoran uang dari investor tak juga berujung trofi di pentas Benua Biru, yang menjadi prioritas tim asal ibu kota Prancis tersebut.
Bagaimana tidak, PSG sudah menghabiskan dana transfer Rp17 triliun guna mengundang deretan pemain berkualitas tinggi ke Parc des Princes. Sayang, semua itu menjadi percuma setelah PSG tak bisa melangkah ke perempat final.
Ironisnya, sejak 'kebiasaan' membeli pemain mahal pada tahun 2011, langkah terjauh PSG di pentas Liga Champions hanya 8 Besar alias perempat final pada 2012, dan tersungkur di tangan Bayern Munchen.
Rangkaian cerita kedatangan para pemain mahal terjadi sejak Juni 2011. Saat itu, Nasser Al-Khelaifi, menjadi pemilik mayoritas saham. Ia juga orang pertama yang menginginkan trofi Liga Champions berada di lemari koleksi prestasi PSG.
Liverpool Dekati AS Monaco Demi Calon Pengganti Coutinho https://t.co/hHzO9PWoKl
— Bolacom (@bolacomID) March 7, 2018
Tak heran jika Nasser Al-Khelaifi berani melakukan investasi dengan mendatangkan beberapa pemain. Dua yang terakhir adalah Neymar dan Kylian Mbappe.
Sebelum Neymar dan Kylian Mbappe, PSG mendatangkan beberapa pemain berharga selangit, seperti Edinson Cavani, Ángel Di María, David Luiz, Thiago Silva, Javier Pastore, Lucas sampai Julian Draxler.
Qatari Sports Investment menjadi jembatan awal yang mumpuni, tapi tidak dalam kapasitasnya sebagai magnet trofi. Menebar banyak uang ternyata tak bisa serta merta mendatangkn kejayaan.
PSG layak belajar dari Chelsea. Kala Roman Abramovich membeli Chelsea, jawara di level Eropa baru bisa didapat setelah periode sembilan tahun. "PSG lupa dengan konsep, meski pada ujungnya tetap pragmatis. Chelsea punya, begitu juga Real Madrid, tapi tidak dengan PSG," sebut Owen Hargreaves, pundit di BT.
Beberapa pihak menilai faktor ketidakberuntungan hinggap di kubu PSG. Sejak fase grup, penampilan PSG tergolong bagus. Neymar dkk mencetak 25 gol, dan 12 gol di antaranya melesat ke gawang Celtic FC, saat berada di Grup B.
Berstatus favorit, PSG bisa saja ketemu Porto atau Shakhtar Donetsk. Namun undian berbicara lain, yakni PSG harus berjibaku kontra Real Madrid. El Real terlihat lemah setelah gagal bersaing dengan Barcelona di pentas La Liga, dan nyaris tak mendapat pasokan pemain anyar.
Sayang, kondisi mental Real Madrid saat bertemu PSG berada dalam kondisi terbaik. Alhasil, Real Madrid masih mampu menekuk PSG dengan agregat 5-2.
Sumber: BT, France Football
Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini