Sukses

IBL: Pacific Caesar, Membangun Mimpi Mulia sejak 1968

Pacific Caesar, sebuah klub yang dibangun bukan hanya untuk mengejar prestasi, tetapi membina para pemain untuk menjadi lebih baik.

Jakarta - Pacific Caesar mungkin bukan klub dengan prestasi mentereng di basket Indonesia. Namun, impian besar serta niat mulia klub asal Surabaya tersebut sudah terbangun sejak pertama kali didirikan pada 1968.

Jika berbicara soal Pacific Caesar, nama yang paling sering disinggung tentu sang pendiri, Bambang Susanto. Pada usia 17 tahun, pria yang akrab disapa Suk Fuk itu sudah berani membentuk sebuah klub yang bertahan hingga 50 tahun lamanya.

Baca Juga

  • IBL: Bos Garuda Minta Warga Bandung Padati C-Tra Arena
  • Playoff IBL: Garuda Bandung Terancam Kehilangan 1 Pemain Asing
  • Tekuk Garuda, BSB Hangtuah Selangkah Lagi ke Semifinal IBL

Tak ada niat komersil, Suk Fuk membentuk Pacific Caesar dengan tujuan agar para pebasket dari seluruh Indonesia bisa menyalurkan bakatnya. Bahkan pada era basket modern seperti saat ini, Pacific tetap mempertahankan tradisi tersebut.

Setiap pemain yang bergabung dengan Pacific Caesar tidak hanya harus memiliki kemampuan basket hebat, tetapi pendidikan akademis juga menjadi fokus klub yang bermarkas di GOR Pacific tersebut. Selain memberikan gaji kepada para pemainnya, Pacific Caesar juga membantu biaya pendidikan.

"Tujuannya sederhana, para pemain ini harus punya bekal untuk masa depan." 

"Jika nanti sudah tidak aktif bermain basket, setidaknya mereka bisa berkarier di bidang lain," ujar Irsan Pribadi Susanto, putra sulung Suk Fuk kepada Bola.com.

"Kami mencari pemain berbakat, memberikan tempat tinggal, gaji, dan kebutuhan lain. Namun, syaratnya satu, mereka harus tetap mementingkan pendidikan," sambungnya.

Landasan yang dibentuk Pacific Caesar tersebut bisa dibilang cukup berani dan mulia. Apalagi sejak terjun ke kompetisi basket profesional, Pacific Caesar belum pernah menerima suntikan dana dari sponsor.

Sumber: Bola.com

2 dari 2 halaman

Impian Menjadi Juara

Perjalanan Pacific Caesar untuk terjun ke kompetisi basket profesional terbilang tidak mudah. Apalagi persaingan klub basket di Jawa Timur sangat ketat.

Pacific Caesar pertama kali mengikuti kejuaraan profesional pada Kompetisi Basket Utama (Kobatama) 1992. Jatah tersebut didapat Pacific melalui kompetisi internal di wilayah Jawa Timur karena Kobatama membatasi jumlah peserta.

Hasilnya Pacific Caesar bersama Golden Hand dan Halim Kediri berhak mewakili Jawa Timur di Kobatama. Tak seperti bayangan, bermain di level tertinggi ternyata membuat Pacific Caesar keteteran.

Pacific Caesar bahkan sempat absen selama satu dekade dari kompetisi basket profesional. Baru pada era National Basketball League (NBL) 2011-2012, Pacific Caesar kembali menancapkan kukunya.

Meski kerap dipandang sebelah mata, Pacific Caesar tetap memiliki impian menjadi juara. Terlebih setelah melihat sesama klub dari Surabaya, CLS Knights, yang berhasil menjuarai IBL 2016, ambisi untuk bisa membanggakan kota Pahlawan semakin menyala dalam diri Pacific Caesar.

Jalan Pacific Caesar menuju gelar juara semakin terang pada IBL 2017-2018. Klub besutan Kencana Wukir tersebut menjelma dari sekedar tim pelengkap, menjadi kuda hitam yang membuat kejutan.

"Kami percaya pada proses. Perlahan tetapi pasti, Pacific Caesar mulai diperhitungkan di IBL," ujar Irsan.

Penampilan Pacific Caesar pada IBL 2017-2018 cukup membanggakan. Nuke Tri Saputra dkk. membukukan 11 kemenangan dari 17 pertandingan di musim reguler. Hasil itu membuat Pacific Caesar berhak lolos ke babak playoff.

"Tidak ada yang bisa memprediksi sebuah kompetisi. Namun, kami optimistis bisa mencapai final," tutur Irsan.

Sebelum mencapai final dan menjadi juara, Pacific Caesar bakal dihadang tim kuat Stapac Jakrta pada perempat final yang bakal berlangsung di DBL Arena, 9, 10, dan 12 Maret 2018. Jika berhasil mengatasi Stapac, Pacific sudah dinanti sang juara bertahan, Pelita Jaya pada semifinal.