Sukses

LEGENDA: Eric Cantona, Sang Nomor 7 Sejati di MU

Eric Cantona melegenda di MU.

Liputan6.com, Manchester - Nomor punggung tujuh di Manchester United (MU) merupakan angka keramat. Eric Cantona menjadi salah satu lakon yang sukses mengenakannya.

Cantona bergabung dengan MU pada akhir 1992 silam dari Leeds United. Di awal kedatangan, ia menggunakan nomor punggung sepuluh dan sebelas.

Satu setengah musim kemudian, Cantona merebut nomor punggung tujuh dari Bryan Robson. Angka ini benar-benar menjadi magis untuk mantan pemain asal Prancis tersebut.

Tapi, karier Cantona di Old Trafford tidak terlalu panjang. Ia malah memutuskan gantung sepatu di usia emas pesepak bola, 30 tahun.

Tepat pada 18 Mei 1997, Cantona mengumumkan pensiun dari dunia sepak bola. Ia banting setir untuk meniti karier di dunia perfilman sebagai aktor.

Cantona bersaing dengan George Best, David Beckham, dan Cristiano Ronaldo sebagai pemilik nomor tujuh tersahih di MU. Pecinta sepak bola akan selalu mengenang Cantona tidak hanya karena prestasinya, tapi juga aksi kontroversialnya.

2 dari 3 halaman

Sosok Kontroversial

Pengaruh Cantona tidak hanya terjadi di dalam lapangan, namun juga di luar. Sosoknya dikenal sebagai motivator yang ulung di ruang ganti.

Tapi, ia kerap bertindak di luar batas. Masih ingat dengan tendangan kung fu Cantona ke arah pendukung Crystal Palace pada 1995 lampau? Karena tindakan itu, Cantona dihukum kerja sosial selama 120 jam dan larangan bertanding selama delapan bulan.

Mulanya, Cantona terlibat adu jegal dengan pemain Palace, Richard Shaw. Cantona yang sepanjang pertandingan mendapatkan provokasi dari Shaw, tidak lagi kuat menahan emosi.

Ia menendang Shaw, yang berujung dengan kartu merah. Saat menuju ruang ganti, seorang fans Palace meneriaki Cantona dengan ejekan kurang lebih seperti, "Sialan! Kembalilah ke Perancis!"

Cantona tidak diterima. Ia kemudian mengejar pendukung tersebut dan melayangkan tendangan kung fu.

Insiden tersebut kemudian melegenda hingga sekarang. Bahkan, banyak orang yang lebih mengingat tendangan kung fu Cantona dibandingkan prestasinya di lapangan hijau.

3 dari 3 halaman

Sederet Prestasi

Selama lima tahun berseragam Setan Merah, julukan MU, Cantona bergelimang gelar. Total, sembilan piala ia persembahkan untuk MU.

Cantona membantu MU menjadi juara Liga Inggris sebanyak empat kali (1992/93, 1993/94, 1995/96 dan 1996/97). Selain itu,  dua Piala FA Inggris (1993/1994 dan 1995/96) juga diraihnya. Lainnya ialah tiga gelar Charity Shield (1993, 1994 dan 1996).

Pada tahun terakhirnya di Old Trafford, ban kapten menetap di lengan Cantona. Tapi, ia malah memutuskan untuk pensiun di akhir musim.

Ada anggapan bahwa kekalahan MU di semifinal Liga Champions 1996/1997 dari Borussia Dortmund menjadi biang keladi gantung sepatunya Cantona. Saking frustrasinya, ia sampai melewati kesempatan tampil di Piala Dunia 1998 bersama Timnas Prancis.

"Ini hari yang menyedihkan bagi MU. Saya tahu Eric (Cantona) sangat kecewa setelah pertandingan melawan Borussia Dortmund, kami semua kecewa. Dia bukan satu-satunya. Kami semua merasa patah hati. Kami semua merasa harus telah di final," ujar Manajer MU pada waktu itu, Sir Alex Ferguson.