Sukses

Persija Diibaratkan seperti Persiba Balikpapan dan Persis Solo

Kepemilikan Persija terungkap.

Liputan6.com, Jakarta - Akuisisi Persija Jakarta dari tangan Ferry Paulus kepada Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menggemparkan publik sepak bola. Pasalnya, fakta ini baru bocor sekarang kendati pergantian kepemilikan tersebut telah terjadi pada Maret 2017 lalu.

Banyak pihak menganggap manuver pria yang karib dipanggil Jokdri itu terhadap Persija tidak etis. Pasalnya, Jokdri menduduki posisi penting di federasi sepak bola Indonesia saat ini.

Tapi, Jokdri punya alasan kuat yang melatarbelakangi akuisisi terhadap Persija. Pria asal Ngawi tersebut menyamakan masalah yang dialami klub ibu kota seperti Persiba Balikpapan dan Persis Solo.

Jokdri pernah menyelamatkan Persiba pada 2016 lalu untuk tetap berkompetisi pada Indonesia Soccer Championship (ISC) A. Waktu itu, tim berjuluk Beruang Madu tersebut hendak menarik diri dari kejuaraan lantaran faktor finansial.

"Secara pribadi, dalam konteks PSSI, ini bukan yang pertama. Persis Solo waktu dualisme kita antarkan. Persiba Balikpapan dalam kondisi kesulitan kita antarkan. Arema Indonesia dari Bentoel ke Yayasan dan seterusnya," ujar Jokdri.

2 dari 3 halaman

Niat Jokdri

Jokdri memiliki niat untuk membangunkan Persija dari mimpi buruk dalam beberapa tahun belakangan. Sudah jadi rahasia umum lagi kalau Macan Kemayoran dicap sebagai tim pesakitan, karena berbagai sebab.

Lantas, setelah membeli 80 persen saham Persija lewat PT Jakarta Indonesia Hebat (JIH), Jokdri menunjuk Gede Widiade sebagai Direktur Utama klub. Tujuannya, pengusaha asal Surabaya itu kembali membawa Macan Kemayoran menjadi klub yang terpandang di Indonesia.

Dalam 3-5 tahun ke depan, Jokdri mengupayakan Persija dapat dibeli oleh pengusaha lain. Namun, kepemilikan Macan Kemayoran harus dipegang oleh beberapa orang, bukan lagi figur pribadi seperti sewaktu di tangan Ferry Paulus.

"Persija ada keinginan seperti itu. Sehingga spekulasi yang muncul ialah ini Joko ingin memiliki Persija. Secara legal, tidak salah. Tapi misinya, saat saya bersalaman dengan Ferry Paulus (Ketua Umum Persija, Red), mengantarkan Persija bertransformasi kepemilikan kolektif," papar Jokdri.

3 dari 3 halaman

Strukturisasi Manajemen

Jokdri percaya tangan dingin Gede sebagai pengelola tim. Pengusaha properti tersebut telah berpengalaman dalam mengurus sebuah klub sepak bola, yaitu Bhayangkara FC.

 “Yang kedua, strukturisasi manajerial, lebih fokus kepada orang, dan Pak Gede disetujui oleh stakeholder untuk memimpin perusahaan ini, menjalankan klub, untuk berkembang, bahkan berprestasi di 2017, yang tidak terganggu hutang-hutang masa lalu,” urai Jokdri.

“Ini misinya. Kita ingin membalik perspektif bahwa ini sebuah kesulitan yang tidak terjangkau siapapun, menjadi kesempatan, menjadi bentuk baru yang kita lihat bersama-sama, tidak boleh karena hanya saldonya kosong, tidak punya stadion, dinilai semurah-murahnya,” tutupnya.