Liputan6.com, Gdansk - Egy Maulana Vikri resmi memulai karier di Eropa bersama klub Polandia, Lechia Gdansk. Gelandang timnas Indonesia itu diperkenalkan ke publik pada Minggu (11/3/2018) WIB.
Baca Juga
Advertisement
Egy datang langsung ke Polandia untuk menjalani sesi perkenalan tersebut. Ditemani sang agen, Dusan Bogdanovic, Egy mengungkapkan rasa senangnya bisa bergabung dengan Lechia.
Lebih lanjut, Egy juga mengatakan bahwa kehidupannya di Polandia bakal jauh berbeda dari kehidupan di Tanah Air. "Memang budaya Indonesia dan di sini jauh berbeda. Kehidupanku berputar 360 derajat, tapi aku yakin dan ada support dari keluarga bahwa aku bisa," kata Egy dalam sesi jumpa pers tersebut.
"Tidak ada yang tidak mungkin. Mimpi bisa jadi kenyataan asal berdoa dan kerja keras," kata Egy menambahkan.
Pengumuman bergabungnya Egy ke Lechia sekaligus mengakhiri spekulasi yang beredar sebelumnya. Ya, Egy sebelumnya disebut bakal bergabung dengan klub Prancis, Saint-Etienne, dan Legia Warsawa.
Dibanding dua klub tersebut, nama Lechia mungkin terdengar asing. Namun klub yang berdiri pada 1945 ini menyimpan fakta menarik. Berikut 3 fakta menarik Lechia Gdansk.
Â
Â
1. Bukan Yang Pertama
Bergabungnya Egy Maulana patut masuk ke dalam buku sejarah. Pasalnya, Egy adalah pemain Indonesia pertama yang pernah membela klub Polandia.
Namun, Egy ternyata bukan pemain asal Asia pertama yang bermain bagi Lechia. Pada musim 2013, Lechia diketahui pernah mengontrak pemain asal Jepang, Daisuke Matsui.
Matsui bergabung dengan Lechia hanya satu musim. Pemain yang kini berusia 36 tahun ini mencatatakan 16 penampilan dan membuat empat gol.
Matsui sendiri merupakan pemain timnas Jepang dari 2013 hingga 2011. Ia menjadi bagian dari timnas Jepang yang memenangkan Piala Asia pada 2011.
Advertisement
2. Sembilan Kali Ganti Nama
Sebelum resmi bernama Lechia Gdansk, klub yang berbasis di Stadion Energa Gdansk ini sempat mengganti nama sebanyak sembilan kali. Nama Lechia Gdansk sendiri resmi dipilih sejak 2009.
Pada saat pendiriannya, Lechia bernama BOP Baltia Gdansk. Namun prestasi yang naik turun di kompetisi Polandia membuat nama Lechia berganti-ganti.
Pada 1946 misalnya, nama Baltia berubah menjadi Klub Sportowy Lechia Gdansk. Perubahan ini dilakukan menyusul promosinya Baltia ke kasta tertinggi kompetisi di Polandia.
Namun nama klub kembali berubah pada 1950 menjadi Budowlani Gdansk karena kembali terdegradasi.
1945: Baltia Gdańsk
1946: Klub Sportowy Lechia Gdańsk
1950: Budowlani Gdańsk
1955: Budowlany Klub Sportowy Lechia Gdańsk
1992: FC Lechia (S.A.)
1995: Lechia/Olimpia Gdańsk
1996: Klub Sportowy Lechia Gdańsk
1998: Lechia/Polonia Gdańsk
2001: Ośrodek Szkolenia Piłkarskiego Lechia Gdańsk
2009: Lechia Gdańsk (S.A.)
3. Fans Fanatik
Meski tak sebesar klub-klub Eropa lain, fanatisme fans Lechia tak perlu diragukan. Fans Lechia bahkan turut andil dalam sejarah Polandia.
Pada tahun 80an, banyak fans Lechia aktif di pergerakan bernama Solidaritas untuk melawan rezim komunis di Polandia. Oleh karena itu, banyak slogan anti komunis yang terdapat di stadion saat Lechia bermain.
Fans Lechia juga menjalin kerjasama dengan suporter klub lain seperti suporter Slask Wroclaw dan Wisla Krakow. Ketiganya kerap mendapat julukan Tiga Raja dari Kota Besar.
Advertisement